Setiap orang memaknai sebuah kesuksesan dengan cara yang berbeda-beda. Sukses secara umum diartikan sebagai sebuah keberhasilan atau keberuntungan. Seseorang merasa sukses ketika mereka berhasil mencapai suatu hal melalui sebuah proses.
Mungkin, saat ini masih banyak yang memaknai sebuah kesuksesan ketika memiliki karier cemerlang dan uang melimpah. Uang dan karier seakan menjadi variabel penting untuk menentukan sukses atau tidaknya seseorang.
Sebagaimana dikatakan oleh Pendiri Mayapada Group, Dato Sri Tahir, saat wawancara eksklusif bersama Olenka, belum lama ini. Dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia, Tahir memiliki pandangan lain perihal seseorang bisa dikatakan sukses.
Menur Tahir, sikap orang di negara barat dan timur dalam melihat harta itu berbeda. Orang timur akan merasa memiliki uang yang disimpan, bila sudah dikeluarkan, bukan uangnya lagi. Namun, orang di negara barat tidak bersikap demikian. Hal tersebut pula yang memengaruhi pola pikir seseorang dalam memaknai sebuah kesuksesan, menurutnya.
“Uang yang dikeluarkan itu baru uang Anda, yang Anda simpan, bukan (uang Anda). Ini fundamental membuat dua scope, Barat dan Timur itu berbeda sekali. Maka itu juga ganggu kehidupan kita juga. Kita melihat 'ini sukses oh karena uangnya banyak'. Tapi kalau (orang) Amerika, (makna) sukses variabelnya begitu banyak, itu kita harus belajar. Belajar dari Bill Gates dan Warren Buffet, misalnya,” ujar Tahir seperti dikutip, Rabu (24/4/2024).
Baca Juga: Tak Hanya Dermawan, Sepak Terjang Dato Sri Tahir di Dunia Pendidikan Juga Mengesankan
Baca Juga: Cerita Dato Sri Tahir Awal Pertama Kali Kolaborasi dengan Bill Gates, Sempat Salah Sebut Nominal
“Bill Gates pernah bicara dengan saya, 'Pak Tahir, kalau saya sudden death, saya paling cuma ninggalin uang sedikit kepada anak-anak. Semua saya sumbangkan'. Nah ini beda. Ada suatu lelucon di Tiongkok, itu ada satu orang kaya di sebuah desa. Waktu dia hitung hartanya, dia menangis. 'Kenapa kamu kaya, kamu menangis?', 'karena harta saya cuma sampai ke genarasi ke-13. Nanti ke-14 akan miskin',” sambungnya.
Dari cerita tersebut, Tahir menuturkan harus lebih berhati-hati dalam memaknai sebuah kesuksesan, jangan sampai terjebak di dalam materi.
Menurutnya, sukses bukan semata karena berapa banyak uang yang dimiliki. Melainkan, kesuksesan bisa dalam cara berpikir seseorang.
“Saya kebetulan orang yang penggemarnya Pak Jokowi. Saya anggap beliau termasuk salah satu orang visioner dengan infrastruktur yang ada, dengan IKN. Saya bangun rumah sakit IKN, bukan karena suatu flamboyan. Tapi, saya melihat IKN itu the future, itu bagus. Orang tanya rumah sakit di IKN berapa orang yang berobat? Saya bilang, 'enggak. saya cover Kalimantan Barat, Kalsel, dan Kaltim. Itu nasabahnya begitu banyak',” tutur Tahir.
“Jadi, kita melihat cara kesuksesan itu berbeda-beda. Yang paling dangkal yaitu, 'uangnya berapa?, 'orang kaya ke-10', tapi sebenarnya itu yang sangat disayangkan,” imbuhnya.