Memasuki bulan Ramadan dan persiapan libur lebaran, pemerintah memprediksi akan adanya lonjakan mobilitas pada saat libur Idul Fitri 2025 yang diperkirakan mencapai lebih dari 300 juta pergerakan.
Angka ini meningkat signifikan dibandingkan periode lebaran 2024, dimana jumlah pemudik diperkirakan mencapai 193 juta orang. Tingginya mobilitas ini berpotensi pada peningkatan risiko penularan berbagai penyakit, termasuk di kalangan anak-anak.
Untuk mengantisipasi hal ini, MSD Indonesia, perusahaan biofarmasi global yang mengembangkan berbagai solusi kesehatan inovatif, kembali mengajak masyarakat, khususnya para orang tua, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular seperti campak, cacar air, dan gondongan, terutama menjelang libur lebaran.
Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou menyampaikan, Lebaran adalah momen penuh kebersamaan yang dinantikan oleh banyak keluarga di Indonesia. Namun, di balik sukacita silaturahmi dan perjalanan mudik, ada risiko penularan penyakit yang mengancam kesehatan anak-anak kita.
“Karena itu, MSD berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat Indonesia terutamanya mengingatkan orang tua agar tetap waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, sehingga momen Lebaran menjadi kenangan indah tanpa diiringi kekhawatiran,” tutur George Stylianou, dalam keterangan resminya, Selasa (11/3/2025).
“Dengan langkah pencegahan seperti vaksinasi, anak-anak akan mendapatkan perlindungan yang kuat, sehingga kebahagiaan keluarga tak hanya terasa di hari raya, tetapi juga berlanjut setelahnya tanpa rasa khawatir,” lanjut George.
Beberapa penyakit menular perlu diwaspadai di tengah peningkatan interaksi dan mobilitas masyarakat yang tinggi. Diantaranya, yaitu cacar air dan gondongan pada anak-anak yang mengalami lonjakan kasus di sejumlah wilayah di Indonesia pada akhir tahun 2024. Selain itu, wabah campak juga dilaporkan tengah merebak di beberapa negara di dunia, termasuk di Asia Tenggara seperti Indonesia dan Thailand.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) per Februari 2025, Indonesia mencatat total 2.873 kasus campak, sementara Thailand melaporkan 6.852 kasus, menjadikannya yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Tak hanya di Asia Tenggara, penyebaran campak juga terjadi di belahan dunia lain, seperti di Taiwan serta beberapa negara bagian di Amerika Serikat seperti Texas, California, New Mexico, dan New Jersey.
Menanggapi ini, Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A., menekankan pentingnya langkah perlindungan sejak dini bagi anak-anak, salah satunya melalui vaksinasi.
“Penyakit seperti campak, gondongan, cacar air, dan rubella dapat menular dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius, mulai dari pneumonia, ensefalitis (radang otak), hingga kematian. Vaksinasi adalah langkah pencegahan terbaik untuk menekan risiko infeksi ini dan mencegah penyebaran penyakit di lingkungan sekitar.”
Lebih lanjut, dr. Denta menjelaskan bahwa vaksinasi MMR (Measles, Mumps, and Rubella) dan Varicella telah menjadi bagian penting dari jadwal imunisasi anak di Indonesia karena terbukti efektif hingga 90 persen dalam mencegah keempat penyakit tersebut.
Sebelumnya, kedua vaksin ini diberikan secara terpisah. Namun seiring dengan perkembangan teknologi di bidang vaksin, kini tersedia vaksin kombinasi MMRV (Measles, Mumps, Rubella, and Varicella) yang memungkinkan perlindungan terhadap empat penyakit dalam satu suntikan, sehingga lebih praktis dan efisien bagi orang tua dalam menjaga kesehatan anak-anak.
Dalam pembaruan Jadwal Imunisasi Anak 2024, vaksin MMRV telah direkomendasikan sebagai dosis primer untuk anak usia 2 tahun ke atas yang belum divaksin MR/MMR dan Varicella, serta sebagai booster untuk anak di bawah 2 tahun yang telah menerima MR/MMR atau Varicella.
Baca Juga: Dokter Ahli Ingatkan soal Pentingnya Vaksinasi MMR Sebelum Menikah atau Bepergian