Kesehatan anak Indonesia masih menyisakan pekerjaan rumah yang cukup besar. Data Survei Kesehatan Indonesia 2024 menunjukkan hampir satu dari empat balita mengalami anemia, sementara Survei Status Gizi Indonesia mencatat hampir 20 persen anak menderita stunting. Belum lagi persoalan kelahiran prematur dan alergi susu sapi yang semakin meningkat. Masalah ini bukan hanya soal tumbuh kembang jangka pendek, tapi juga berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa nutrisi yang baik sejak awal kehidupan bisa menjadi benteng utama pencegahan. Gizi yang seimbang terbukti memperkuat sistem kekebalan tubuh, membuat kehamilan lebih sehat, hingga meningkatkan kualitas hidup anak.

Baca Juga: Profil Mesty Ariotedjo, Dokter Anak yang Juga Penggerak Edukasi Parenting di Era Digital

Bank Dunia bahkan memperkirakan investasi pada nutrisi dapat meningkatkan produktivitas ekonomi negara berkembang hingga ratusan miliar dolar. Pencegahan inilah yang dinilai jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan.

Menurut Dr. Ray Wagiu Basrowi, Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, intervensi preventif akan memberi dampak besar bila biayanya terjangkau, menjangkau populasi luas, dan dilakukan sejak dini.

“Deteksi dini risiko kesehatan anak sangat penting agar intervensi bisa dilakukan sebelum terlambat,” ujarnya dalam forum Healthcare Innovation Leaders Asia 2025 yang berlangsung di Jakarta.

Baca Juga: Anemia Defisiensi Besi Kian Meningkat, Ini Rekomendasi Makanan dan Cara Pencegahannya

Ia menambahkan, pencegahan anemia dapat dilakukan lewat suplementasi zat besi, vitamin C, serta fortifikasi makanan. Sementara risiko stunting ditekan sejak masa kehamilan dengan pemenuhan nutrisi ibu, pemberian ASI eksklusif, dan asupan protein hewani.

Upaya ini juga sejalan dengan strategi Kementerian Kesehatan yang mendorong pendekatan preventif berbasis data. Melalui platform DREAMS, data kesehatan terintegrasi kini dapat digunakan sebagai acuan daerah dalam menentukan langkah prioritas, sehingga transformasi kesehatan bisa lebih tepat sasaran.

Baca Juga: Penurunan Stunting di Indonesia Hanya 0,1%, Kerja Sama Multisektor Perlu Diperkuat Kembali

Peran berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga sektor swasta, menjadi kunci dalam membangun generasi sehat. Danone Specialized Nutrition Indonesia misalnya, menegaskan komitmennya untuk mendukung pencegahan stunting dan anemia melalui edukasi, riset, dan program kolaboratif.

Pendekatan ini sejalan dengan keyakinan bahwa investasi pada nutrisi adalah investasi jangka panjang untuk membentuk anak-anak Indonesia yang lebih sehat, tangguh, dan produktif di masa depan.