Aksi unjuk rasa di berbagai daerah dalam sepekan belakangan memunculkan spekulasi yang menggelinding liar di ruang publik dan berbagai media sosial, dugaan-dugaan mengenai dalang di balik aksi unjuk rasa besar-besaran yang berujung kerusuhan parah itu mulai mengemuka dan menyeret nama sejumlah tokoh penting. Sayangnya spekulasi itu justru condong ke arah penyebaran hoaks di tengah kondisi nasional yang belum begitu stabil. 

Di tengah aksi unjuk rasa yang sudah mengarah pada perbuatan anarkisme seperti pengrusakan dan pembakaran fasilitas umum  hingga penjarahan ke sejumlah rumah pejabat publik, Presiden Prabowo memanggil seluruh Ketua Umum Partai Politik ke Istana Negara untuk meredam kondisi kian memanas. 

Baca Juga: Faktor Ekonomi Pemicu Aksi Demonstrasi di Indonesia

Pada pertemuan Pertama yang dilakukan pada Minggu (31/8/2025), Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep tampak tak hadir. Publik kembali berspekulasi bahkan ada yang terang-terangan mulai menuding  Joko Widodo menjadi aktor utama dalam aksi unjuk rasa kali. 

Pada Senin (1/9/2025) kemarin Prabowo kembali memanggil seluruh Ketum Partai baik parpol di Parlemen maupun Non Parlemen datang ke istana negara untuk menindaklanjuti kondisi pasca unjuk rasa. PSI mengutus Sekjennya Raja Juli Antoni mewakili partai tersebut. 

Terkait tudingan serius yang dialamatkan kepada keluarga Jokowi, Raja Juli dengan tegas membantahnya, ia mengatakan spekulasi tak berdasar itu merupakan salah satu intrik mengadu domba  Wapres Gibran Rakabuming Raka, Jokowi dengan Presiden Prabowo yang disebutnya selama ini selalu harmonis dan seiring sejalan. 

"Di tengah hiruk pikuk dan masalah yang kita hadapi ini ada medsos yang dibanjiri oleh banyak pihak yang mencoba mengadu domba antara Pak Prabowo dengan Jokowi, termasuk mas Gibran dan PSI,” kata Raja Juli dilansir Olenka,id Selasa (2/9/2025).

Beruntungnya kata Raja Juli, berbagai adu domba yang bertujuan memisahkan Prabowo dan Jokowi serta PSI  itu tak ada yang berhasil kendati sudah banyak masyarakat yang terprovokasi. Dia mengatakan setelah berita bohong menyebar luas di media sosial, baik dari pihak Jokowi, PSI dan Prabowo selalu berkomunikasi intens untuk saling memberi klarifikasi. 

"Saya dengan tim Pak Prabowo, kami berkomunikasi cukup intens, untuk saling mengklarifikasi, tabayyun atas sebuah video yang isinya berbeda dengan narasinya. Isinya Pak Jokowi ketemu siapa, mas Gibran ketemu siapa, tapi itu dianggap sebuah pertemuan untuk menggalang demo-demo yang terjadi pada hari ini," imbuhnya.

Baca Juga: Dari SBY sampai Prabowo, Perjalanan Dua Dekade Pembentukan UU Perampasan Aset

Ia menegaskan sikap PSI masih tetap sama seperti yang disampaikan dalam Kongres di Solo untuk mendukung penuh pemerintahan Prabowo-Gibran.

"PSI seperti kongres di Solo yang lalu, Partai Gajah setia dengan Pak Prabowo Subianto, mendukung beliau melaksanakan terus program kerakyatan, antikorupsi," pungkasnya.