Segmen Usaha Energi
Sejalan dengan strategi pengembangan usaha di sektor energi yang ramah lingkungan, Perseroan telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai salah satu strategi transisi Perseroan. Untuk mempercepat pengembangan EBT, pada akhir tahun 2021 seluruh bisnis energi dalam grup dikonsolidasikan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN). Sampai dengan bulan Juni 2024, EPN telah memasang Rooftop Solar PV sebesar 2,2 megawatt peak (MWp) sehingga secara kumulatif Rooftop Solar PV yang terpasang sejak tahun 2018 hingga semester pertama 2024 mencapai 17,2 MWp.
Baca Juga: Semester Pertama Tahun 2024: Laba Bersih BCA Mencapai Rp26,9 Triliun
EPN saat ini mengoperasikan dua pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM), yaitu PLTM Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah dan PLTM Besai Kemu berkapasitas 7 MW di Lampung, Sumatra yang mulai beroperasi secara komersial pada Januari 2024. Pada bulan Agustus 2022, Perseroan melalui anak usaha melakukan investasi pada PT Arkora Hydro Tbk (Arkora) dengan kepemilikan saham sebesar 31,49%.
Arkora saat ini mengoperasikan dua PLTM, yaitu PLTM Cikopo 2 di Jawa Barat dengan kapasitas 7,4 MW dan PLTM Tomasa 10 MW di Sulawesi Selatan. Arkora juga sedang membangun dua PLTM, yaitu PLTM Koro Yaentu berkapasitas 10 MW dan PLTM Kukusan 2 berkapasitas 5,4 MW yang masing-masing diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2024 dan 2025. Ketika kedua proyek ini mulai beroperasi, Arkora akan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas 33 MW. Pada bulan Desember 2023, Arkora menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan PLN untuk pengembangan proyek PLTM Tomini berkapasitas 10 MW yang berlokasi di Sulawesi Selatan.
Pada bulan Maret 2024, Perseroan meningkatkan kepemilikan saham di PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) menjadi 32,7% kepemilikan saham langsung dan tidak langsung. SERD memiliki proyek panas bumi di Sumatera Selatan dengan kapasitas existing sebesar 2 x 49 MW yang telah beroperasi sejak akhir tahun 2021.