PT United Tractors Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp68,5 triliun selama Semester I tahun 2025, naik 6% dari Rp64,5 triliun pada periode yang sama di tahun 2024. Pendapatan bersih tersebut terutama berasal dari segmen Kontraktor Penambangan sebesar Rp26,1 triliun; Rp20,9 triliun dari segmen Mesin Konstruksi; Rp13,4 triliun dari segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi; serta Rp7,0 triliun dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya.
Sementara itu, laba bersih United Tractors turun 15% menjadi Rp8,1 triliun. Hal tersebut disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen Kontraktor Penambangan yang terkendala curah hujan tinggi dan segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi akibat harga jual batu bara yang lebih rendah. Meski demikian, sebagian dapat diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya serta Mesin Konstruksi.
Baca Juga: Laba Bersih Danamon Naik 12% pada Paruh Pertama 2025, Catatkan Rp1,6 Triliun
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 27% menjadi 2.728 unit. Penjualan Scania naik dari dari 182 unit menjadi 282 unit dan penjualan UD Trucks naik dari 82 unit menjadi 109 unit. Pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 2% menjadi Rp5,5 triliun. Total pendapatan bersih dari Mesin Konstruksi meningkat 34% menjadi Rp20,9 triliun.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan anak usahanya, PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining). Sampai dengan semester pertama 2025, PAMA Grup mencatatkan volume pekerjaan pemindahan tanah yang lebih rendah sebesar 9% menjadi 533 juta bcm dan volume produksi batu bara untuk para kliennya turun 2% menjadi 68 juta ton dengan rata-rata stripping ratio sebesar 7,8x. Pemindahan tanah dan produksi batu bara klien yang lebih rendah disebabkan oleh curah hujan tinggi yang lebih tinggi dari proyeksi pada lima bulan pertama di tahun 2025.
Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi
Segmen usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (Turangga Resources). Sampai dengan triwulan pertama 2025, tambang batu bara Turangga Resources mencatatkan volume penjualan batu bara sebesar 6,6 juta ton (termasuk 2,1 juta ton batu bara metalurgi), naik 10% dari periode yang sama tahun 2024. Total volume penjualan batu bara termasuk batu bara pihak ketiga mencapai 7,8 juta ton, 3% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi turun 14% menjadi Rp13,4 triliun karena penurunan rata-rata harga jual batu bara.
Segmen Usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya
Segmen usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 60% menjadi Rp7,0 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan dan harga rata-rata emas.
Pertambangan Emas
Usaha pertambangan emas Perseroan dioperasikan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR), yang mencatatkan total penjualan setara emas sebesar 125 ribu ons, 14% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Martabe mencatatkan penjualan setara emas sebesar 119 ribu ons atau naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. SJR mengoperasikan tambang emas di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. SJR mencatatkan 6 ribu ons penjualan setara emas.
Bisnis Nikel
PT Stargate Pasific Resources (SPR) mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. SPR mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 1,1 juta wet metric ton (wmt) sampai semester pertama tahun 2025 yang terdiri dari 360 ribu wmt saprolit dan 727 ribu wmt limonit.
Nickel Industries Limited (NIC) yang dimiliki sebesar 20,14% merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di Indonesia. Kinerja bisnis ini terdampak oleh pencatatan penurunan nilai terkait dua proyek RKEF lama milik NIC di kuartal terakhir tahun 2024.
Akuisisi Saham Tambahan SES
Pada bulan Juni 2025, United Tractors menyelesaikan akuisisi tambahan 30,6% saham di Supreme Energy Sriwijaya (SES) senilai US$30,8 juta sehingga meningkatkan total kepemilikan di SES menjadi 80,2%. SES adalah pemegang 25,2% saham di Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) yang memiliki proyek panas bumi yang beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas terpasang 91,2 MW. Setelah transaksi ini, total kepemilikan saham langsung dan tidak langsung Perseroan di SERD adalah 40,4%.