Menjalani Peran Ganda sebagai Ibu dan Profesional
Menjalani peran sebagai ibu sekaligus pekerja profesional tentu bukan hal mudah. Namun bagi Yulia, kunci utamanya adalah dukungan dari berbagai sisi.
“Tantangan pasti ada, tetapi saya beruntung memiliki pasangan yang sangat mengerti dan mau berbagi tugas di rumah. Di kantor, saya juga didukung tim yang solid dan atasan yang selalu memberi motivasi serta kesempatan untuk berkembang,” ungkapnya.
Ia meyakini bahwa pemberian kesempatan tanpa memandang gender maupun kewarganegaraan akan menciptakan nilai jangka panjang, baik bagi perusahaan maupun masyarakat.
Komitmen Unicharm terhadap SDGs dan Love Your Possibilities
Komitmen Unicharm turut ditegaskan oleh Sri Haryani, Direktur Unicharm Indonesia. Menurutnya, visi perusahaan adalah menjadi perusahaan nomor satu yang dicintai seluruh wanita di Indonesia.
“Visi ini kami wujudkan tidak hanya melalui produk inovatif, tetapi juga melalui kepedulian terhadap karyawati. Kami menyiapkan berbagai program pelatihan yang tidak hanya berfokus pada soft skill dan hard skill, tetapi juga membangun jiwa kepemimpinan,” jelas Sri Haryani.
Ia menambahkan bahwa Unicharm juga menyediakan forum berbagi bagi karyawati yang telah berada di posisi eksekutif agar dapat menginspirasi generasi berikutnya.
“Unicharm percaya setiap orang memiliki keunikan dan potensi tak terbatas. Melalui Love Your Possibilities, kami ingin memastikan setiap karyawati mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut,” tuturnya.
Tantangan dan Strategi Ibu Bekerja di Era Modern
Makna Hari Ibu kini semakin luas, seiring meningkatnya peran perempuan di dunia profesional. Data BPS 2024 mencatat bahwa tenaga profesional perempuan di Indonesia telah mencapai 50%, meningkat sekitar 2% dibandingkan tahun 2020.
Meski demikian, tantangan ibu bekerja tetap besar. Psikolog Cecilia Helmina E., M.Psi., menjelaskan bahwa tekanan yang dirasakan ibu bekerja sering kali lebih tinggi.
“Salah satu studi dari University of Pennsylvania menunjukkan bahwa ibu merasakan tekanan yang lebih besar dibandingkan ayah, karena harus menyeimbangkan pekerjaan, urusan rumah, dan pengasuhan anak,” jelas Cecilia.
Untuk menyiasati hal tersebut, ia membagikan beberapa strategi praktis.
“Pertama, jangan ragu meminta bantuan, baik dari keluarga maupun tenaga profesional. Kedua, diskusikan pembagian peran secara terbuka dengan pasangan. Ketiga, fokus pada kualitas interaksi dengan anak. Kehadiran ibu yang utuh, meskipun singkat, jauh lebih bermakna,” paparnya.
Ia juga menyarankan agar ibu bekerja membatasi pekerjaan kantor di rumah dan meluangkan waktu sederhana, seperti mengobrol saat makan atau sebelum tidur, agar anak tetap merasakan kehadiran sosok ibu.
Melalui berbagai inisiatif ini, Unicharm menunjukkan bahwa dukungan terhadap ibu bekerja bukan sekadar wacana, melainkan komitmen nyata untuk menciptakan lingkungan kerja yang memberdayakan perempuan dan membuka ruang seluas-luasnya bagi mereka untuk mencintai dan mewujudkan setiap kemungkinan dalam hidupnya.
Baca Juga: Unicharm Edukasi Remaja Karawang: Menstruasi Bukan Hambatan Meraih Mimpi