Matahari membukukan total penjualan sebesar Rp12,3 triliun selama tahun 2024, turun 2,0% dibandingkan 2023, dengan SSSG menurun sebesar 1,7%. Hal ini mencerminkan tantangan yang terus berlanjut dalam belanja konsumen, terutama selama musim Lebaran dan pada kuartal keempat.

Meskipun demikian, margin kotor membaik menjadi 34,6%, naik dari 34,2% di 2023, didorong oleh kehadiran produk-produk yang lebih baru. Perbaikan ini, bersama dengan efisiensi dalam biaya operasional dan keuangan, membantu mengatasi perlambatan penjualan dan menghasilkan EBITDA sebesar Rp1,4 triliun, turun tipis 0,9% dari tahun lalu. Sementara itu, Laba Bersih meningkat sebesar 22,5% menjadi Rp828 miliar.

Baca Juga: United Tractors Bukukan Laba Bersih Rp19,5 Triliun di Tahun 2024

"Meskipun belanja konsumen kelas menengah melambat, pencapaian kami di 2024 menunjukkan dedikasi kami terhadap profitabilitas. Sembari menyempurnakan strategi untuk 2025, kami terus memprioritaskan penguatan fundamental ekonomi perusahaan dan menyempurnakan produk kami guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan," ujar Monish Mansukhani, CEO Matahari, dikutip Senin (10/3/2025).

Dia menjelaskan, sepanjang 2024, Matahari berfokus pada beberapa inisiatif strategis, termasuk pengembangan merek eksklusif untuk menarik konsumen muda dan modern. SUKO terus berkembang dengan jangkauan di 79 gerai, sedangkan ZES, merek eksklusif terbaru, resmi diluncurkan pada kuartal keempat 2024 untuk menyasar konsumen yang sadar fesyen.

Matahari juga mengoptimalkan portofolio gerainya dengan memangkas 13 gerai yang berkinerja buruk sehingga menghasilkan peningkatan EBITDA sebesar Rp13 miliar. Di sisi bisnis online, Matahari memperluas ragam produknya dengan menggandeng sejumlah merek konsinyasi yang berkontribusi sebesar 41% terhadap total bisnis konsinyasi Matahari.

"Menatap 2025, Matahari tetap berkomitmen menjalankan inisiatif strategis yang adaptif untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menentu. Kami berencana untuk memperluas koleksi merek eksklusif dan mengeksplorasi kategori baru seperti perlengkapan rumah tangga. Kami juga akan terus berfokus pada profitabilitas dengan meninjau kembali biaya sewa dan tenaga kerja, serta biaya produk," pungkas Monish.