Presiden Prabowo Subianto langsung memberi arahan khusus kepada Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hingga Polri setelah teror bom di beberapa sekolah internasional di Tangerang dan Jakarta Utara.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan Kepala Negara meminta agar lembaga-lembaga tersebut melakukan penguatan pengamanan dan pencegahan, dia memastikan, bahwa pemerintah selalu hadir dan serius menyikapi isu-isu teror.
Baca Juga: Sindir Prabowo, Anies Baswedan Singgung Pejabat yang Diangkat Karena Koneksi Bukan Prestasi
"Pasti, dan sudah (arahan) Tapi kan tidak perlu kami sampaikan," kata Pras di Hotel Bidakara, Jakarta dilansir Sabtu (11/10/2025).
Pras menegaskan setelah isu teror bom itu merebak pemerintah langsung merespons serius dengan melakukan penyelidikan termasuk mendatangi lokasi, namun di lapangan mereka menemukan adanya tanda-tanda teror sebagaimana isu yang dihembuskan di media sosial.
"Dan ternyata dari hasil pengecekan kan itu tidak ditemukan," ucapnya.
Ia pun berharap tak ada lagi pihak tak bertanggung jawab yang menyebarkan kabar hoaks dalam kasus seperti itu.
"Apalagi lokasinya tempat pendidikan, itu kan sangat-sangat sensitif," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, tiga sekolah internasional di wilayah Tangerang Selatan dan Jakarta Utara menjadi sasaran teror ancaman bom oleh orang tak dikenal.
Di Tangsel, teror bom itu menyasar Sekolah Mentari Intercultural School dan Jakarta Nanyang School. Sementara di Jakut, ancaman teror bom itu menyasar ke North Jakarta Intercultural School (NJIS) yang berlokasi di Kelapa Gading.
Baca Juga: Upaya Prabowo Bersih-bersih Tambang Ilegal
Polisi langsung bergerak usai menerima laporan soal ancaman teror itu. Dari hasil pemeriksaan dan penyisiran, polisi memastikan tidak ditemukan ada bahan peledak di tiga sekolah tersebut. Aksi teror bom ke tiga sekolah itu memiliki kesamaan, yakni pelaku meminta uang tebusan senilai US$30 ribu. Isi pesan yang dikirim pelaku ke masing-masing sekolah pun serupa.