Dari sisi generasi, kata Indah, milenial terlihat lebih antusias mengeksplorasi kuliner kekinian, berbeda dengan Gen Z yang cenderung lebih santai. Menurutnya, banyak Gen Z mengaku hanya mencoba tren baru sekali dalam beberapa bulan.
Indah pun memaparkan, riset Populix juga memetakanfaktor-faktor utama yang membuat anak muda tertarik mencoba kuliner baru.
Menurutnya, mayoritas responden yang didominasi oleh milenial mengaku harga terjangkau menjadi faktor pertama yang menarik mereka. Sedangkan generasi Z cenderung lebih tertarik pada kemasan atau tampilan makanan yang menarik.
“Lalu, faktor lainnya adalah bahan dan rasa yang unik (28%) juga viral di media sosial (27%). Tak lupa ketersediaan di aplikasi pesan antar yang turut jadi pertimbangan 10% responden,” terangnya.
Indah menekankan bahwa pengalaman pelanggan tetap menjadi kunci keberlangsungan sebuah bisnis kuliner.
“Meskipun dorongan eksternal seperti tren atau influencer berpengaruh, pada akhirnya rekomendasi dari orang terdekat dan pengalaman pribadi lah yang membuat sebuah kuliner bertahan lama,” ujarnya.
Indah pun berharap, temuan ini bisa membantu pelaku usaha kuliner mengembangkan strategi produk, pemasaran, dan layanan yang lebih tepat sasaran.
“Harapannya, temuan-temuan Populix di atas dapat mendukung pengembangan usaha-usaha kuliner di Indonesia,” pungkasnya.
Baca Juga: Survei Populix: 45% Perempuan Pernah Mengalami Perlakuan Tidak Menyenangkan di Kantor