Meski demikian, data menunjukkan dukungan para perempuan terhadap penegakkan kebijakan dan prosedur kesetaraan gender di perusahaan tempat mereka bekerja. Lebih lanjut, responden yang pernah mengalami ketidaksetaraan cenderung lebih setuju dengan efektivitas kebijakan tersebut.
Sementara itu, meskipun mayoritas perempuan merasa bahwa baik perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, kesenjangan dalam hal pembagian tugas antara pekerja laki-laki dan perempuan masih terjadi di perusahaan tempat mereka bekerja.
“Melalui riset yang kami lakukan, terlihat responden mengungkapkan adanya keseimbangan kehidupan kerja, program pelatihan, dan peluang promosi untuk semua gender. Namun, responden masih mengalami kesenjangan berbasis gender baik dalam hal perlakuan, penugasan pekerjaan, hingga kesetaraan gaji. Hal ini menandakan perlunya evaluasi lebih lanjut, baik dari pihak perusahaan maupun pemerintah, untuk mewujudkan kesetaraan gender di lingkungan kerja yang lebih adil dan inklusif,” ungkap Eileen Kamtawijoyo, Co-Founder dan COO Populix.
Di sisi lain, komposisi kepemimpinan perusahaan saat ini juga masih belum seimbang dengan laki-laki mendominasi posisi kepemimpinan sebesar 53% dan perempuan 47%. Meski ada persepsi bahwa proses promosi berjalan adil, survei menunjukkan adanya harapan kuat untuk melihat peningkatan jumlah pemimpin perempuan. Mayoritas responden (77%) mengungkapkan kehadiran pemimpin perempuan dipandang dapat memberikan pengaruh positif terhadap budaya kerja dan dinamika tim.
Yang menarik, meskipun terdapat perbedaan pandangan mengenai distribusi kepemimpinan berdasarkan gender, sebagian besar responden percaya keadilan dalam kesempatan promosi tetap diutamakan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Survei ini menggarisbawahi inisiatif perusahaan untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam hal posisi kepemimpinan dengan 84% responden menyatakan adanya dukungan dan peluang kemajuan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk menduduki posisi kepemimpinan di perusahaan tempat mereka bekerja.
Selain posisi kepemimpinan, sebanyak 59% responden juga menyadari adanya program atau inisiatif khusus yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan. Mayoritas responden juga sepakat bahwa peluang karir dan program pelatihan disediakan secara adil untuk semua karyawan, tanpa memandang gender.