Sudah hampir sebulan kawasan Sumatra Utara, Sumatra  Barat dan Aceh diguncang bencana banjir bandang dan longsor, bencana di awal November 2025 itu meluluhlantakan tiga provinsi tersebut, ribuan korban jiwa berjatuhan, ratusan lainnya masih hilang sampai sekarang, puluhan ribu hunian rata dengan tanah dan puluhan desa hilang seketika disapu badai.

Bencana besar itu memaksa pemerintah baik daerah maupun pusat saling berpegangan tangan melakukan pembenahan kendati bencana alam ini belum ditetapkan sebagai bencana nasional.

Hunian baik sementara maupun permanen sudah mulai dikebut dan ditarget rampung dalam waktu dekat supaya para pengungsi segera direlokasi ke tempat yang lebih layak, infrastruktur serta sarana prasarana terus diperbaiki agar akses di tiga provinsi ini segera terintegrasi seperti sedia kala. Upaya membuka tempat-tempat yang terisolasi karena bencana itu masih terus diupayakan hingga kini.

Baca Juga: Tak Hanya Merenggut Ribuan Korban Jiwa, Bencana Sumatra Lenyapkan 22 Desa

Walau penanganan bencana Sumatra acap kali dikritik keras sebagian orang yang menilai pemerintah lamban bergerak, namun kabar baiknya, tiga provinsi ini perlahan bangkit setelah diterpa bencana super besar itu. 

Buktinya, lebih dari separuh kabupaten/kota terdampak kini telah beralih dari fase tanggap darurat ke fase transisi rehabilitasi dan rekonstruksi.

Di Provinsi Aceh, sebanyak tujuh kabupaten/kota telah masuk fase transisi rehabilitasi dan rekonstruksi, sementara 11 kabupaten/kota masih berada dalam status tanggap darurat.

Di Provinsi Sumatera Utara, delapan kabupaten/kota memasuki fase transisi dan delapan kabupaten/kota lainnya masih tanggap darurat.

Adapun, di Provinsi Sumatera Barat, 10 kabupaten/kota telah masuk fase transisi rehabilitasi dan rekonstruksi, dan tiga kabupaten/kota masih tanggap darurat.

Sementara itu, akses telekomunikasi, jaringan telah kembali normal di 14 kabupaten/kota.

Baca Juga: Joko Widodo Dkk Kumpulkan Lebih dari 300 Citra Satelit Bantu Pemulihan Bencana Sumatra

"Untuk wilayah yang belum sepenuhnya pulih, pemerintah telah menambahkan 280 unit Starlink dan terus melakukan percepatan pemulihan jaringan," kata Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno dilansir Selasa (30/12/2025). 

Pemerintah tak hanya berfokus pada perbaikan infrastruktur dan pengadaan hunian bagi para korban bencana, namun masalah kesehatan para korban selama di pengungsian juga menjadi fokus utama. Pemerintah sampai sekarang ini terus mengirim relawan ke daerah-daerah yang terisolir. Fokus utama para relawan ini adalah memberi pelayanan kesehatan dasar, bedah minor, dan trauma healing. Seluruh RSUD di wilayah terdampak telah beroperasi kembali.

"Dari 867 puskesmas yang terdampak, saat ini tersisa delapan puskesmas yang masih dalam tahap pemulihan dan terus dilakukan percepatan," ujar Pratikno.

Tak hanya itu, masalah pendidikan juga menjadi perhatian khusus pemerintah. Adapun total sekolah yang terdampak bencana di tiga provinsi ini sebanyak  3.700 sekolah. Pemerintah sekarang ini tenga mengupayakan agar kegiatan belajar mengajar  di sekolah-sekolah tersebut kembali berjalan normal, targetnya kegiatan belajar mengajar itu segera dilakukan serentak pada 5 Januari 2026 mendatang. 

Sampai saat ini tersisa 587 gedung  sekolah yang masih dalam tahap pembenahan, sementara 54 sekolah akan melaksanakan proses belajar mengajar di tenda.

Terkait pembangunan hunian sementara (huntara) di tiga provinsi terdampak telah berjalan. Hingga 28 Desember 2025, sebanyak 1.050 unit huntara telah mulai dibangun dan sebagian telah selesai, terdiri atas 450 unit yang dibangun oleh BNPB bersama pemerintah daerah dan 600 unit yang dibangun melalui dukungan Danantara.

Untuk sektor ekonomi, pemerintah terus mendorong pemulihan aktivitas masyarakat melalui pengoperasian kembali pasar-pasar tradisional. Di Provinsi Aceh, 18 dari 112 pasar terdampak telah kembali beroperasi. Di Provinsi Sumatra Utara, 46 dari 47 pasar terdampak telah beroperasi.

Baca Juga: Libur Sekolah, Orang PDI-P Minta Anggaran MBG Dialokasikan untuk Korban Bencana Sumatra

"Di Sumbar, dua dari tiga pasar terdampak telah mulai beroperasi. Pemerintah akan terus mempercepat pemulihan ekonomi rakyat melalui penataan infrastruktur dan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga," ujar Pratikno.

Menurutnya, pemerintah secara rutin menyampaikan perkembangan penanganan pascabencana sebagai bentuk akuntabilitas publik dan komitmen negara untuk hadir di tengah masyarakat terdampak.

"Sesuai arahan Bapak Presiden, seluruh unsur pemerintah terus mengerahkan segala daya upaya untuk percepatan penanganan pascabencana," kata Pratikno.

Dia juga menekankan bahwa kerja pemerintah tidak berdiri sendiri, melainkan diperkuat oleh dukungan luas masyarakat. Ssecara khusus, dia menyampaikan apresiasi atas keterlibatan relawan, aparatur negara dan sektor swasta yang bekerja tanpa kenal lelah di lapangan.

Kekuatan solidaritas sosial menjadi fondasi penting dalam pemulihan wilayah terdampak.

"Kami mewakili pemerintah menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat, relawan. Juga jajaran TNI Polri, ASN pusat dan daerah, serta para pekerja swasta yang bekerja keras dalam penanganan bencana ini. Gerakan kemanusiaan masyarakat dan relawan adalah kunci penting untuk memulihkan Sumatera," demikian Pratikno.