Kehadiran JNE menjadi jawaban atas kebutuhan distribusi barang bagi masyarakat di pelosok Indonesia, termasuk warga Aceh Timur di ujung barat Tanah Air.
Nurul Akmal (28 tahun) kembali memutar memori belasan tahun silam. Lahir dan tumbuh besar di Idi Rayeuk, Aceh Timur, Akmal menyaksikan betul bagaimana sulitnya proses distribusi barang dari dan ke luar daerah tempat tinggalnya. Lokasi tempat tinggalnya berjarak lebih dari 360 kilometer dari ibukota provinsi Banda Aceh.
Hanya mengandalkan layanan L300, ia harus pergi jauh untuk mengambil barang yang dikirim dari luar daerah. Begitu pun sebaliknya, ketika hendak mengirim barang ke luar daerah, ia harus menitipkan barang tersebut ke tempat pengiriman yang jaraknya terbilang jauh dari rumah. Ia mengatakan, banyak barang kebutuhan sehari-hari yang harus didatangkan dari luar daerah terutama dari Pulau Jawa.
"Kalau rumah dan loket (tempat pengiriman barang) jaraknya jauh, butuh waktu lama untuk bisa sampai ke loket dan mengambil barangnya," ungkap Akmal dalam wawancara bersama dengan Olenka, belum lama ini.
Baca Juga: Puluhan Karyawan Pra-Pensiun JNE Ikuti Pelatihan Bangun Bisnis Kuliner Online
Tak hanya itu, kesulitan lain yang dihadapi ialah jadwal layanan L300 itu tidak pasti. Belum lagi, biaya kirim barang yang terbilang mahal, yakni mencapai Rp40.000 sampai Rp50.000 per barang.
"Jadi kita harus ke loketnya, itu juga tidak selalu ada (layanan). Padahal waktu itu cuma (L300) yang bisa diandalkan," tambahnya.
Kondisi berubah menjadi jauh lebih baik ketika layanan ekspedisi JNE hadir di tengah masyarakat Aceh Timur. Baginya, layanan JNE sangat bisa diandalkan untuk kegiatan kirim-mengirim barang dengan lebih cepat dan harga terjangkau.
Dengan penuh kerendahhatian, Akmal mengatakan bahwa kehadiran ekspedisi seperti JNE tak sekadar menjadi layanan jasa pengiriman barang, tetapi turut menggerakkan perekonomian daerah karena semakin mudahnya distribusi produk ke wilayah-wilayah di pelosok Indonesia.
"Kalau misalnya tidak ada ekspedisi seperti ini, masyarakat akan sangat kesulitan. Barang-barang yang menjadi kebutuhan tidak akan bisa terjangkau oleh warga di wilayah pelosok," tuturnya.
Hal senada disampaikan oleh warga Idi Rayeuk lain, yakni Almuzzammil (38 tahun) yang mengatakan bahwa kehadiran JNE sangat membantu kegiatan ekonomi di Aceh Timur. Pria yang berprofesi sebagai mandor di gudang getah penampung produk turunan karet ini mengatakan, dirinya kerap melakukan proses pengiriman dokumen menggunakan jasa kurir.
"Saya juga suka beli barang. Paket dikirim oleh kurir JNE," tuturnya.
Urat Nadi Ekonomi
Perusahaan ekspedisi seperti JNE memiliki peran besar dalam mendenyutkan perekonomian di daerah. Setiap hari pegawai kurir JNE melintasi kota hingga pulau seraya mengangkut berbagai macam produk bernilai ekonomi. Mereka menerjang hujan dan panas terik matahari demi mengantarkan produk pesanan agar bisa sampai ke tangan pelanggan.
Saat ini JNE telah tumbuh berkembang menjadi salah satu perusahaan pengiriman barang terbesar di Indonesia. Jaringan dan area distribusi perusahaan ini mencakup lebih dari 83.000 titik tujuan termasuk kabupaten, desa, dan pulau terluar. Selain itu, JNE didukung oleh 8.000 gerai penjualan dan lebih dari 50.000 karyawan di seluruh Indonesia.
Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengakui peran dan kontribusi besar perusahaan ekspedisi dalam menggerakkan roda ekonomi di daerah. Ia mengatakan cakupan perusahaan ekspedisi sangat luas dengan jejaring distribusi yang meluas ke titik-titik terjauh di Tanah Air.
"Saya rasa (kontribusi) pengiriman barang sudah cukup optimal," katanya kepada Olenka melalui sambungan telepon, Senin (30/6/2025).
Adapun, Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Edwin Hidayat Abdullah, menyebut bahwa perusahaan logistik dan kurir ekspedisi berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Ia menambahkan, sektor ini menjadi industri yang memberikan efek berantai besar bagi perekonomian Indonesia.
"Ini mencerminkan peran penting logistik dan kurir dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, digital, dan UMKM," ungkap Edwin.
Sementara itu, Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi Soeprapto, mengatakan pihaknya memiliki komitmen kuat untuk hadir bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk mereka yang berada di pelosok negeri. Hal ini sejalan dengan tagline JNE, yakni Connecting Happiness.
"Kami akan terus melangkah dengan semangat berbagi kebahagiaan dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat," pungkas M Feriadi.