Industri penerbangan Tanah Air tengah menjadi perhatian publik usai muncul wacana merger antatra dua maskapai BUMN, yakni Garuda Indonesia dan Pelita Air. Wacana tersebut muncul seiring dengan rencana spin-off sejumlah anak usaha PT Pertamina, salah satunya anak usaha di sektor airline.

Sebagaimana diketahui, Pelita Air merupakan maskapai low-cost carrier (LCC) milik Pertamina. Sementara itu, Garuda Indonesia merupakan maskapai BUMN yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia. 

Lantas, bagaimana perkembangan atas rencana merger Garuda Indonesia dan Pelita Air tersebut? Simak dalam ulasan Olenka berikut ini.

Berawal dari Rencana Spin Off Pertamina

Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan rencana perusahaan untuk melakukan spin off sejumlah unit usaha non-core. Hal itu dilakukan karena Pertamina akan lebih fokus pada bisnis inti, yakni bisnis di sektor minyak dan gas serta energi terbarukan.

Baca Juga: Rayakan Momen 40 Tahun, Formula Gelar Aksi Generasi Kuat Indonesia: Bangun Kebiasaan Baik Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Mempertimbangkan hal tersebut, Pertamina menjajaki rencana penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. Mengenai merger ini, lanjut Simon, kelak unit usaha hasil merger tersebut akan berada dalam naungan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Simon mengatakan, rencana penggabungan Pelita Air dan Garuda Indonesia saat ini masih dalam tahap penjajakan awal.

"Beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi Danantara akan kami gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," ungkap Simon dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis, 11 September 2025.

Tak hanya airline, Simon juga mengungkap rencana transformasi untuk bisnis non-core lain, seperti insurance, kesehatan, hingga hospitality. Itu semua dilakukan dengan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara.

Ia melanjutkan, Pertamina juga akan mengintegrasikan tiga subholding untuk memaksimalkan kinerja hilir migas. Ketiga perusahaan yang dimaksud ialah PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS). Adapun proses integrasi tersebut ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025.