Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklaim perang dagang yang telah dimulai Amerika Serikat (AS) bakal berdampak pada Indonesia. Menurut SBY cepat atau lambat ekonomi Indonesia bakal terimbas dari kebijakan tersebut, meski demikiani ia belum bisa memastikan seberapa besar dampak tersebut.
“Langsung atau tidak langsung, besar atau kecil, cepat atau lambat pasti ada pengaruhnya terhadap Indonesia. Contoh perang tarif yang diinisiasi oleh Presiden Trump dari Amerika Serikat, Indonesia pun kena,” kata SBY dilansir Rabu (23/4/2025).
Baca Juga: 'SBY Bilang Mantan Presiden Harus Hemat Bicara'
Menurut SBY, untuk menghadapi dampak tersebut, pemerintah Indonesia perlu mempersiapkan sejumlah kebijakan.
SBY mengatakan kebijakan pemerintahan Prabaowo Subianto yang saat ini menempuh jalan negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat terkait tarif impor 32 persen adalah langkah yang tepat, ia mengapresiasi keputusan itu.
“Kita semua sayang pada negeri sendiri. Kita ingin ekonomi kita terjaga dan ada dampak. Insyaallah ada solusinya,” tuturnya.
Menanti Hasil Negosiasi
Sementara itu Presiden Prabowo Subianto saat ini masih belum bisa memaparkan hasil negosiasi, ia masih menungu laporan dari para negosiator yang diutus ke sana. Salah satu negosiator yang diutus adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Delegasi Indonesia turut diperkuat oleh tokoh-tokoh berpengalaman seperti Mari Elka Pangestu dari Dewan Ekonomi Nasional dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.
Sementara dari pihak AS, negosiasi dipimpin langsung oleh U.S. Trade Representative (USTR), Jamieson Greer.
Baca Juga: Jokowi Polisikan 4 Orang Terkait Polemik Ijazah Palsu
"Saya belum bertemu Pak Airlangga. Jadi belum bisa sampaikan hasilnya," ujar Prabowo.
Beberapa isu krusial yang dibahas mencakup perdagangan digital, bea masuk untuk transmisi elektronik (Customs Duties on Electronic Transmissions/CDET), inspeksi pra-pengapalan, peran surveyor, aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), serta penguatan akses pasar kedua negara.
Menariknya, Indonesia termasuk satu dari sedikit negara yang diberi kesempatan melakukan negosiasi langsung oleh AS, bersama Jepang, Italia, dan Vietnam.
Dalam rangkaian lawatannya, Airlangga juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick.
Baca Juga: Perang Dagang Makin Panas, Prabowo Diminta Isi Pos Dubes RI di AS
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menawarkan peningkatan impor dari AS, mulai dari LPG, gasoline, minyak mentah, hingga produk agrikultur seperti gandum, kacang kedelai, dan susu kedelai.
"Indonesia juga berniat meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika Serikat sebagai bentuk kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan," ungkap Airlangga dalam konferensi pers di Washington D.C Jumat lalu (18/4/2025).