Pertemuan Pertama Tahir dan Rosy Riady

Meski akan menjadi menantu dari keluarga kaya dan terpandang, Tahir mengaku, hidupnya tidak akan terdampak apa pun. Dan, dengan restu penuh dari kedua orang tuanya, Tahir pun akhirnya berangkat ke Jakarta dan bertemu dengan Rosy Riady. Untuk pertemuannya itu pun, kata Tahir, Mu’min Ali lah yang mengaturnya.

“Jujur saja, sebagai seorang pemuda yang tidak punya pengalaman pacaran, saya merasa sangat canggung. Karena saya gak tahu harus bersikap bagaimana. Demi keselamatan, saya pun memilih untuk tetap diam dan tersenyum hampir sepanjang waktu,” tutur Tahir.

Saat pertama kalinya melihat Rosy Riady, Tahir pun dibuat terkesima dengan kecantikan Rosy. Tahir bilang, Rosy adalah sosok wanita sempurna di matanya.

“Dia cantik, anggun, manis dan lembut. Tatapan matanya tajam dan semua hal tentangnya menyenangkan. Dia tinggi dengan rambut hitam pekat. Kulitnya cantik. DIa sempurna, jauh lebih cantik dari yang saya kira. Saya sendiri berdiri terpaku selama beberapa detik sebelum kami akhirnya berjabat tangan,” terang Tahir.

Dikatakan Tahir, saat itu Rosy sendiri tak banyak bicara saat bertemu dengannya. Begitupun dengan dirinya yang nyaris tak bisa berkata-kata melihat sosok Rosy di depannya.

“Pertemuan pertama kami di sebuah restoran di Jakarta. Saat itu suasananya kaku, formal, penuh dengan rasa gagap dan terbata-bata,” ujar Tahir.

Saat itu, kata Tahir, Mu’min Ali sendiri menginginkan dirinya dan Rosy agar segera bertunangan. Paling tidak, Mu’min Ali ingin ada kepastian bahwa dirinya dan Rosy akan menikah.

“Saya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa selain menganggukan kepala. Jujur, saya sangat bahagia kala itu. Betapa tidak, Rosy tampak begitu sempurna. Saya seperti berada di bawah cahaya yang terang. Dia benar-benar anugerah yang indah dari Tuhan,” tutur Tahir.

Saat bersama Rosy, Tahir mengaku ia sangat ingin menghabiskan hidupnya dengan wanita pujaannya itu. Namun Tahir mengatakan, saat bertemu Rosy ia belum merasakan jatuh cinta sepenuhnya. Tapi, lebih didominasi oleh kekaguman, keheranan, dan ketertarikan.

“Apakah itu cinta atau bukan, saya belum merasakan apa-apa saat itu. Yang saya tahu pasti, saya benar-benar tertarik pada Rosy saat itu,” tukas Tahir.

Baca Juga: Mengulik Kisah Dato Sri Tahir saat Kuliah di Singapura