Biaya Charging

Seperti halnya SPKLU yang berada di area Kantor PLN, sebelum mulai melakukan charging, pengguna bisa melakukan scan QR code yang tersedia, melakukan pembayaran melalui dompet digital dan melakukan charging sesuai dengan jumlah KwH yang diinginkan.

Baca Juga: Komitmen Gaya Hidup Berkelanjutan di PLN Raih Respons Positif Berbagai Kalangan

Belajar dari Kesuksesan Inggris

Jauh sebelum Indonesia, Inggris telah melakukan inovasi tempat pengisian daya kendaraan listrik menggunakan tiang listrik. Inovasi ini mulai dilakukan beberapa tahun silam. Beberapa sumber mengatakan, Inggris mulai mengembangkan inovasi ini setelah perang dunia kedua, sekitar tahun 1950-1960-an.

Dengan jumlah kendaraan listrik yang sangat besar, Inggris telah mengembangkan jaringan pengecasan mobil ramah lingkungan ini dengan lebih masif. Untuk menjangkau pengguna yang lebih luas, Inggris menciptakan banyak titik pengecasan.

Tiang lampu penerangan yang sudah banyak tersebar dianggap lebih efektif menjangkau pemilik mobil listrik. Terlebih buat mereka yang menggunakan mobil listrik untuk kebutuhan sehari-hari (komuter).

Dikutip dari ubitricity, perusahaan penyedia charging mobil listrik via tiang lampu penerangan, produk mereka sangat disukai konsumen. Selain karena infrastruktur yang menyatu dengan lingkungan, lokasinya juga sangat dekat dengan area tempat tinggal.

Baca Juga: Sukses Ubah Wajah KAI, Begini Perjalanan Karier Ignasius Jonan

Keberhasilan Inggris melakukan inovasi ini juga mendapat sanjungan dari Mantan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Ignasius Jonan. Ia menyebut Inggris melakukan terobosan yang inspiratif dan bisa ditiru.

Inggris berhasil membuat Jonan kagum terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan sangat efisien. Jonan menerangkan secara jelas, langkah Inggris ini bisa menjadi contoh investasi bagi Indonesia.

"Pesannya cuma dua, efisien dan logis. Tidak perlu investasi yang tidak perlu," jelasnya.

Jadi, gimana pendapatmu tentang inovasi PLN EYE ini, Growthmates? Akankah Indonesia bisa seberhasil Inggris dalam menjalankannya?