Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan sebuah gagasan besar yang menyedot perhatian publik dan mengundang apresiasi luas, khususnya dari kalangan umat Islam, yakni ingin membangun perkampungan Indonesia di Mekkah, tak jauh dari Masjidil Haram.
Proyek ini tak hanya dirancang sebagai tempat tinggal, tetapi sebagai pusat layanan terpadu bagi jemaah haji dan umrah asal Indonesia, sekaligus simbol kehadiran bangsa di jantung dunia Islam.
Dalam pertemuannya dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), Prabowo menyampaikan langsung rencana tersebut.
“Terakhir saya jumpa dengan beliau, saya mengajukan niat Indonesia untuk membangun suatu perkampungan Indonesia di Tanah Suci yang sedekat-dekatnya dengan Masjidil Haram,” ujar Prabowo saat meresmikan Terminal Haji dan Umrah 2F Bandara Internasional Soekarno Hatta, Minggu (04/05/2025).
Dukungan dari Kerajaan Arab Saudi
Rencana besar yang dibawa langsung oleh Presiden Indonesia ini disambut dengan antusias oleh Pangeran MBS. Menurut laporan resmi, pihak Kerajaan Arab Saudi bahkan telah menyiapkan lahan seluas 50 hektare yang akan diberikan dalam bentuk konsesi jangka panjang hingga 100 tahun sebagai bentuk dukungan konkret terhadap inisiatif tersebut.
"Reaksi beliau waktu itu cukup positif. Beliau menyarankan kita siapkan teknisnya dan saya sudah lapor ke Menteri Agama,” imbuh Prabowo.
Baca Juga: BPKH Limited Kirim 475 Ton Bumbu Khas Indonesia ke Arab Saudi
Jika terwujud, perkampungan Indonesia ini akan menjadi landmark strategis yang tidak hanya mempererat hubungan bilateral, tetapi juga menjawab berbagai persoalan yang selama ini dihadapi jutaan jemaah Indonesia di Tanah Suci.
Menjawab Kebutuhan Jemaah
Prabowo menekankan bahwa niat utamanya dilandasi oleh keprihatinan terhadap nasib jemaah Indonesia, yang acapkali menghadapi tantangan berat, yakni dari biaya mahal, jarak penginapan ke Masjidil Haram yang jauh, hingga keterbatasan layanan bagi jemaah lanjut usia.
Baca Juga: Pastikan Dana Haji Aman dan Produktif, Kepala BPKH: Kami Utamakan Transparansi dan Prinsip Syariah
“Kita ingin membantu rakyat kita agar lebih efisien, murah, tidak terlalu repot,” kata Prabowo di hadapan awak media yang dikutip Olenka pada Senin (05/05/2025).
Perkampungan ini dirancang sebagai kawasan terpadu lengkap dengan fasilitas penginapan, pusat kesehatan, layanan informasi, hingga pusat kuliner halal khas Indonesia. Akses menuju Masjidil Haram akan lebih dekat dan terintegrasi, meminimalkan biaya logistik dan kelelahan jemaah.
Langkah Konkret dan Kunjungan Lanjutan
Presiden Prabowo memastikan bahwa langkah teknis sedang dipersiapkan secara matang. Dalam waktu dekat, ia berencana kembali ke Arab Saudi bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar untuk merinci tahapan perencanaan dan pelaksanaan proyek ini.
“Kalau tidak salah, Menteri Agama sudah berkunjung dan kita akan berangkat lagi. Supaya kita bisa secepatnya, seandainya disetujui oleh Kerajaan Arab Saudi,” jelas Prabowo.
Baca Juga: Pesan Tegas Prabowo Buat Petugas Dapur Program MBG: Jangan Malas dan Kongkalikong
Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i, menegaskan bahwa Presiden sangat serius mewujudkan gagasan ini.
“Presiden Prabowo memberikan perhatian sangat besar terhadap pelaksanaan ibadah haji karena beliau benar-benar prihatin terhadap apa yang dialami oleh jemaah haji di Tanah Suci,” ungkapnya dalam pernyataan tertulis di situs resmi Kemenag.
Skema Pendanaan dan Peran BPKH
Dari sisi pendanaan, proyek ini sedang dikaji bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan perusahaan mitra seperti PT Danantara. Ketua Komisi Nasional Haji, Mustolih Siradj, menyebut bahwa pembangunan kampung haji bisa menjadi salah satu instrumen investasi strategis jangka menengah hingga panjang yang memberikan manfaat riil.
Baca Juga: BPKH Serahkan Banknotes Living Cost Bagi Jemaah Haji 1446 H/2025 M
“Jika kampung haji ini bisa dibangun dan dimiliki Indonesia, maka negara tidak perlu lagi menyewa hotel dengan harga mahal tiap musim haji. Biaya haji bisa ditekan, pelayanan meningkat,” kata Mustolih.
Selama ini, dana haji sebagian besar tersimpan dalam instrumen keuangan pasif yang tidak secara langsung menyentuh kebutuhan jemaah di lapangan.
Bukan Sekadar Infrastruktur
Mengakui bahwa pembangunan fisik kampung haji akan memakan waktu, pemerintah tengah menyusun skenario transisi jangka pendek. Salah satunya adalah menyewa hotel selama 3–4 tahun ke depan sebagai pengganti sementara, sebelum proyek kampung haji benar-benar rampung.
Langkah ini dianggap lebih efisien dibanding terus-menerus menyewa hotel secara terpisah dengan harga tinggi, yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan jemaah Indonesia.
Lebih dari pembangunan fisik, rencana kampung haji merupakan ekspresi nyata negara dalam membela kepentingan umat. Jika terwujud, Indonesia akan menjadi negara Muslim pertama di dunia yang memiliki pemukiman permanen sendiri di dekat Masjidil Haram.
Inisiatif ini mencerminkan strategi kepemimpinan yang tidak hanya responsif terhadap keluhan rakyat, tetapi juga proaktif dalam menjalin diplomasi dan membangun simbol kedaulatan bangsa di pusat peradaban Islam.
Rencana pembangunan perkampungan Indonesia di Mekkah adalah cermin dari visi besar Prabowo Subianto terkait mempadukan misi keumatan, strategi diplomatik, dan efisiensi ekonomi. Meski pelaksanaannya masih berada pada tahap awal, arah kebijakan ini menunjukkan komitmen negara untuk hadir dalam setiap aspek penting kehidupan rakyatnya.