Social Force in Action for Tobacco Control (SFA for TC) bersama #SuaraTanpaRokok menginisiasi kampanye digital #DirtyEcigs sebagai rangkaian perayaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Kampanye yang dimulai sejak April hingga Juni 2024 ini menjadi bagian dari upaya melawan promosi masif rokok elektronik yang dinilai salah kaprah.

Berdasarkan laporan Tobacco Enforcement and Reporting Movement (TERM) dari Vital Strategies, promosi, iklan, dan sponsor rokok elektronik menargetkan anak muda. Mereka tergiur mencoba dan mengonsumsi rokok elektrik karena dibalut cara pemasaran yang berorientasi pada rasa yang unik, warna kemasan produk yang keren, canggih, dan bisa dimodifikasi. Selain itu, penggunaan sejumlah influencer di kanal digital membuat penetrasi rokok elektrik makin masif pada anak muda.

Baca Juga: Fore Coffee Cetuskan Misi 'Tren Ngopi Baru' Lewat Kampanye #FOREVOLUTION, Seperti Apa?

"Kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini merupakan cara kami anak muda yang jelas terganggu oleh promosi sesat rokok elektronik. Antusiasme anak muda untuk ikut kampanye #DirtyEcigs menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang tidak ingin terus-menerus menjadi sasaran produk rokok, khususnya rokok elektronik," terang Sarah Muthiah Widad, Campaign Manager dari #DirtyEcigs campaign, di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Dia melanjutkan, "Harapannya, terutama di Hari Tanpa Tembakau Sedunia, kampanye ini dapat menghimpun suara anak muda lebih banyak dan keras lagi untuk melawan kebohongan rokok elektronik."

Tingginya konsumsi rokok elektrik pada anak muda memicu kekhawatiran Pengurus Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Annisa Dian Harlivasari. Berdasarkan data Global School-based Student Health Survey (GSHS) yang dilakukan WHO tahun lalu, sebesar 12,6% murid sekolah usia 13-17 tahun di Indonesia menggunakan rokok elektronik.

"Kalau dibiarkan, rokok elektrik bisa jadi bom waktu beberapa tahun ke depan. Sasarannya banyak anak muda, bahkan murid sekolah, yang termakan klaim bahwa rokok elektronik cenderung lebih aman dibanding rokok biasa. Padahal, produk ini juga mengandung bahan berbahaya selain nikotin yang mengancam kesehatan seperti formaldehyde, glycol, gliserol, dan lainnya yang dapat menyebabkan pernapasan bahkan kanker paru," jelasnya.