Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman terus putar otak mencari keluar untuk mengalihkan eks pedagang pakaian impor bekas (thrifting) menjadi para pelaku UMKM yang menjual barang-barang atau produk pakaian buatan dalam negeri.
Maman mengakui, agenda tersebut bukan pekerjaan mudah, itu tidak bisa serta merta dilakukan, butuh proses panjang dan bertahap, semuanya perlu adaptasi dan penyesuaian.
Baca Juga: Purbaya Siap Gelontorkan Dana Darurat untuk Penanganan Bencana Alam di Sumatera
“Substitusi itu tidak bisa langsung serta-merta. Semuanya butuh proses, step by step,” ujar Menteri Maman dilansir Senin (1/12/2025).
Adapun aktivitas impor barang thrifting telah dilarang Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa karena berbagai alasan, kelompok dan asosiasi pedagang thrifting telah berupaya untuk melegalkan dagangan mereka dan bersedia membayar pajak untuk menggenjot penerimaan negara, namun Purbaya tetap pada pendirian, ia menolak keras melegalkan thrifting.
Menurut Maman, perpindahan pedagang dari barang thrifting ke produk lokal harus berjalan bertahap karena aktivitas ekonomi yang sudah berlangsung tidak boleh langsung dihentikan.
“Kita sepakat bahwa aktivitas perdagangan teman-teman pedagang ini harus tetap dijaga. Itu yang menjadi pertimbangan utama,” katanya.
Ia menegaskan impor barang bekas telah dilarang, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 yang merupakan perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 mengenai barang yang dilarang ekspor dan impor.
“Secara aturan, kita memang tidak boleh mengimpor barang bekas. Itu ketentuannya,” lanjutnya.
Di sisi lain, Maman menyebut pemerintah juga perlu memastikan keberlanjutan usaha para pedagang. Ia datang bersama Anggota Komisi V DPR, Adrian Napitupulu, serta perwakilan asosiasi pedagang thrifting untuk mencari solusi terbaik.
Baca Juga: Purbaya Wajibkan Perusahaan Setor Laporan Keuangan Mulai 2027
Maman menambahkan bahwa kepentingan lain dari langkah ini adalah memastikan keberlanjutan produk domestik agar tetap memiliki ruang di pasar.
“Kita akan mencari jalan tengah untuk menyelesaikan situasi ini,” pungkasnya.