Anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe), PT Forsta Kalmedic Global (Forsta), meluncurkan alat kesehatan (alkes) lokal Mobile X-ray (Elva JollyPlus 301) dan fasilitas produksi Dialyzer (RenaCare). Forsta menjadi perusahaan pertama di Indonesia dan nomor dua di ASEAN yang memiliki fasilitas produksi Dialyzer.

Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady, mengatakan bahwa inovasi produk yang terus dikembangkan pihaknya merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah terkait ketahanan kesehatan nasional. Hal itu diharapkan mampu mendorong kemandirian industri kesehatan dalam negeri.

Baca Juga: Partisipasi di Sydney Marathon 2024, ASICS Dorong Perempuan Indonesia Hidup Lebih Sehat

"Kalbe terus mendukung program pemerintah di bidang kemandirian kesehatan, termasuk yang ada dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dengan prioritas pada industri alat kesehatan. Pengembangan sektor prioritas ini juga meningkatkan TKDN industri alat kesehatan dalam negeri," terang Irawati dalam Grand Launching Ceremony Mobile X-Ray & Dialyzer Kalbe, di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Lucia Rizka Andalucia, pun menyambut baik hadirnya alkes buatan dalam negeri tersebut. Pasalnya, terang Rizka, 80% alkes yang tersebar di Indonesia masih mengandalkan impor dan baru 20% alkes yang diproduksi dalam negeri.

"Namun, perkembangan produksi alkes dalam negeri di 3 tahun terakhir ini sudah meningkat tajam. Pertumbuhannya sekitar 15 persen dan diharapkan terus meningkat. Hadirnya Mobile X-Ray dan Dialyzer dari Kalbe diharapkan memperluas pemerataan alkes ke seluruh wilayah Indonesia dan mendukung efisiensi biaya pengadaan alkes oleh pemerintah," jelasnya.

Mobile X-ray merupakan perangkat radiografi yang dapat dipindahkan atau dibawa ke berbagai lokasi untuk mengambil gambar sinar-x. Berbeda dengan mesin sinar-x stasioner yang biasanya ditempatkan di ruang radiologi di rumah sakit atau klinik, mesin sinar-x portabel atau mobile ini dirancang untuk digunakan di tempat-tempat yang mungkin sulit dijangkau oleh pasien, seperti ruang perawatan intensif (ICU), ruang operasi, atau bahkan di rumah pasien.

Alkes dalam negeri ini telah mendapatkan izin produksi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) serta berhasil meraih sertifikasi CPAKB (Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik) dari Kemenkes RI. Selain itu, alat kesehatan ini juga mendapatkan sertifikasi internasional ISO 13485:2016 untuk line produksi electromedic dari BSI Global (British Standards Institution).

Sementara itu, Dialyzer merupakan bahan habis pakai (consumables) penting dalam tindakan hemodialisis atau cuci darah (prosedur untuk pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal secara drastis). Berdasarkan data BPJS Kesehatan, cuci darah dinyatakan sebagai tindakan dengan biaya terbesar keempat pada pengeluaran BPJS.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti, berharap, adanya produk lokal Dialyzer bisa mendukung industri alkes lokal dan membantu efisiensi pengeluaran BPJS Kesehatan.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Keluarga saat Musim Kemarau, Catat!

"Sebanyak 1.052 rumah sakit di seluruh Indonesia, termasuk klinik, telah melakukan kontrak kerja sama dengan BPJS untuk melayani dialisis. Hadirnya produk Dialyzer dalam negeri akan sangat membantu ketahanan kesehatan nasional dan mampu meringankan pengeluaran BPJS Kesehatan sehingga dana yang tersedia bisa dioptimalkan ke berbagai sektor lain," tegas Prof. Ali.

Tak hanya memproduksi Mobile X-Ray dan Dialyzer, sebelumnya pada Maret 2023, Kalbe melalui Forsta telah meluncurkan benang bedah produksi lokal dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen.