Dalam hal kompensasi, sangat penting untuk mempertimbangkan dinamika pasar yang spesifik. Sebagai contoh, Pemerintah Singapura secara aktif mendukung inisiatif investasi, meningkatkan daya tariknya bagi inovasi dan kewirausahaan-suatu kontras dengan wilayah lainnya. Sementara secara tradisional, startup biasanya menawarkan gaji dasar yang lebih rendah.

Tegas Sandi, kesenjangan ini makin menyempit, bahkan ketika strategi kompensasi menjadi lebih halus tergantung pada tahap dan konteks industri perusahaan. "Oleh karena itu, pendekatan perusahaan terhadap manfaat dan kompensasi harus disesuaikan dengan kondisi lokal anggota tim serta kedewasaan organisasi," terangnya.

Baca Juga: Runchise Kantongi Pendanaan Baru Sebesar US$1 Juta dari East Ventures dan Genesia Ventures

Menurut Sergio, sekadar menawarkan gaji tinggi untuk menarik dan mempertahankan karyawan di perusahaan bukan merupakan cara yang sustainable di pasar saat ini. Perusahaan harus mampu mengeksplorasi strategi alternatif untuk melibatkan karyawan secara bermakna, misal dalam membangun lingkungan kerja yang fleksibel serta menempatkan para manajer sebagai mentor, bukan sekadar pengawas. Pada akhirnya, menarik bakat hanyalah separuh dari pertempuran; tantangan sebenarnya adalah mempertahankan bakat tersebut dalam jangka panjang, dan disinilah strategi keterlibatan yang lebih dalam memainkan peran krusial.

Merekrut Bakat Terbaik di Era AI

Derisa menegaskan bahwa sulit untuk membicarakan tentang talenta berbakat tanpa memperhatikan dampak besar dari teknologi baru, seperti kecerdasan buatan (AI). Ia menyebutkan tentang langkah baru Pemerintah Singapura yang bertujuan menarik 15 ribu ahli dalam bidang AI. Di dalam salah satu diskusi di podcast Indonesia Digital Deconstructed by AC Ventures, ia juga menekankan tentang bagaimana Carsome dan B Capital mempertimbangkan situasi terkini dalam perekrutan bakat, mengingat pentingnya peran AI saat ini.

"AI adalah kekuatan transformasional dalam perusahaan kami yang secara signifikan membentuk cara kami beroperasi secara global. Dari sudut pandang personal dan organisasional, kami telah membentuk tim AI internal yang dinamis yang memimpin perubahan di semua bidang-dari strategi investasi hingga fungsi operasional seperti SDM dan pemasaran. Pendekatan proaktif ini bukan hanya tentang mengikuti perkembangan, melainkan tentang memimpin perubahan dalam memanfaatkan AI untuk meningkatkan alur kerja dan proses pengambilan keputusan kami," respons Sandi.

Sergio menambahkan, "Untuk memenuhi kebutuhan talenta terbaik di tengah perkembangan AI, pendekatan yang beragam sangat penting. Memberikan pelatihan keterampilan kepada karyawan saat ini dan berkolaborasi dengan lembaga pendidikan untuk mempersiapkan para siswa akan menjadi kunci. Strategi ini harus menggabungkan akuisisi talenta langsung dengan kemitraan pendidikan jangka panjang untuk membudayakan aliran terus-menerus dari para profesional terampil ke sektor AI."