Opsi Terakhir Tahir: Memberanikan Diri Meminta Bantuan Mochtar Riady

Tahir mengaku, selang kegagalannya dalam berbisnis itu, ia pun kerap menghabiskan hari-harinya dengan merenung di bawah tekanan yang luar biasa. Semua kekayaannya telah ia jual, kecuali rumah tinggalnya sendiri. Namun, saat itu sang istri tak lantas menghakiminya. Justru saat itu, sang istri, Rosy Riady, terus menerus menyemangati Tahir.

“Saat itu Rosy bilang, ‘Jangan pernah biarkan dirimu runtuh. Kamu pasti bisa bangkit lagi’. Saya tahu itu, karena darah yang mengalir di nadi saya adalah darah seorang pejuang. Saya tidak mungkin membiarkan diri saya menyerah begitu saya,” tutur Tahir.

Dengan sisa utang yang mencapai puluhan juta dollar, Tahir pun kerap memutar otak. Ia pun sadar tak punya lagi sumber dana. Namun, di sela-sela kepusingannya kala itu, Mochtar Riady pun jadi opsi terakhirnya untuk meminta bantuan.

Dengan penuh rasa malu, Tahir akhirnya nekat menemui sang mertua untuk meminta bantuan. Ia pun menceritakan semua yang dialaminya kepada sang taipan.

“Saat saya selesai bercerita kepada Pak Mochtar, ia pun menatap saya dengan tenang. Pak Mochtar pun saat itu mengatakan bahwa setiap bisnis pasti punya risiko gagal. Ia pun meminta saya untuk menyikapinya dengan tenang dan biasa,” ujar Tahir.

Tahir bilang, saat itu Mochtar Riady sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan menawarkan bantuan kepadanya. Jangankan bantuan, kata Tahir, mertuanya itu pun tidak memberinya saran kepadanya untuk menemukan solusi.

Melihat sikap mertuanya itu, Tahir pun akhirnya memberanikan diri berkata bahwa ingin meminjam uang untuk menyelamatkan keluarganya.

“Saat saya mengucap hal itu (meminjam uang), Pak Mochtar menatap saya tanpa ekspresi. Kala itu saya meyakinkan dia bahwa meski tak ada yang menjamin utang saya, saya bilang ke dia bahwa saya punya darah yang sangat bagus. Orang tua saya jujur dan baik. Jadi sebenarnya dia gak perlu khawatir, saya akan bertanggung jawab atas utang yang saya pinjam,” tegas Tahir.

Namun, kata Tahir, lagi-lagi saat itu Mochtar Riady hanya bisa terdiam. Respons Mochtar Riady itu kala itu, lanjut Tahir, hanya menganggukan kepala. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

Baca Juga: Kekaguman Dato Sri Tahir pada Sosok Mochtar Riady

Pertolongan Tak Terduga Sang Mertua

Namun kata Tahir, sejak dirinya mendatangi sang mertua untuk meminjam uang, keesokan paginya Mochtar Riady tiba-tiba meneleponnya dan mengajaknya jogging. Mochtar Roady bahkan saat itu tak segan menjemput Tahir ke rumahnya.

Saat itu, mereka berdua pun jogging mengelilingi kompleks olahraga Senayan. Tahir pun mengaku, ia sama sekali tak bisa menebak apa maksud sang mertua yang memintanya untuk menemani olahraga kala itu.

“Jujur, saat lari bareng Pak Mochtar itu saya merasa ditampar. Betapa hebatnya orang di depan saya ini. Ia sudah menua secara signifikan, tapi dia masih kuat untuk berolahraga. Dan saya sama sekali tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Pak Mochtar saat itu. Menantunya sedang stress, tapi diminta untuk menemaninya lari. Saya menurutinya karena ia adalah idola dan guru utama saya,” papar Tahir.

Dikatakan Tahir, sejak hari itu, Mochtar Riady pun selalu menjemputnya untuk berolahraga. Menurutnya, itu adalah kebiasaan yang sangat tiba-tiba dan tak biasa. Selang sebulan Tahir dan mertuanya melakukan rutinitas olahraga lari tersebut, tiba-tiba Mochtar Riady pun mengatakan hal yang mengejutkan kepada Tahir.

“Seraya mengeringkan wajahnya dengan handuk, saat itu Pak Mochtar tiba-tiba berkata bahwa ia akan menjual salah satu bisnis intinya di Matraman. Dan jika semuanya berjalan lancar, Pak Mochtar pun akan memberikan uangnya kepada saya, agar saya bisa menggunakannya untuk melanjutkan bisnis. Jujur, saya kaget bukan main kala itu,” ungkap Tahir.

Melihat sikap mertuanya tersebut, Tahir pun hanya bisa terdiam. Ia pun berpikir, itulah ciri khas seorang Mochtar Riady. Sikapnya selalu penuh kejutan tak terduga. Dan, setelah mertuanya itu memberi pinjaman uang, lanjut Tahir, Mochtar Riady pun berhenti menjemputnya setiap pagi untuk jogging bersamanya.

Suatu waktu, kata Tahir, Mochtar Riady pun meneleponnya dan mengingatkan ia untuk menggunakan uang pinjaman dengan bijak. Mertuanya itu bahkan mewanti-wanti Tahir untuk tak membeli mobil Mercedes sementara waktu.

“Dia adalah ayah mertua yang tidak biasa. Dia bahkan tahu saya sangat tertarik pada mobil mewah. Tapi saya juga saat itu sadar diri, gak mungkin saya membeli mobil. Yang pasti saya akan gunakan uang itu untuk melunasi utang saya ke bank asing,” terang Tahir.

“Meski utang itu tak lunas sepenuhnya, tapi uang dari Pak Mochtar sangat membantu saya. Meski saya malu di depan anak-anaknya, tapi ternyata mereka tidak menertawakan saya,” aambung Tahir.

Dikatakan Tahir, selain memberikan pinjaman, Mochtar Riady pun saat itu meminta dirinya untuk membantu usaha garmennya. Tahir saat itu diminta untuk membantu memastikan produksi garmen di perusahaan Mochtar Riady itu berada di jalur yang benar. Gak cuma itu, Tahir pun diminta sang mertua untuk meningkatkan pemasaran pabrik garmennya tersebut.

“Entah bagaimana saya ditempatkan pada posisi teratas eksekutif di pabrik garmen Pak Mochtar. Jujur, sebenarnya saya merasa jatuh ke titik terendah. Saya yang biasanya menjadi bos, tiba-tiba harus bekerja di kantor orang. Namun, saya mencoba untuk selalu bersyukur. Pak Mochtar membantu memecahkan masalah saya dan memberi saya aktivitas baru,” tandas Tahir.

Baca Juga: Kisah Dato Sri Tahir soal Mochtar Riady yang Tak Beri Privilege Kepadanya