Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional yang dirayakan setiap tanggal 21 Februari, dilakukan peresmian waste station di lingkungan Gedung Menara Mandiri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Waste station ini berfungsi sebagai tempat pengumpulan sampah anorganik yang nantinya akan dipilah dan didaur ulang oleh Rekosistem sebagai startup yang mengatur regulasi daur ulang sampah.
Fasilitas setor sampah daur ulang tersebut merupakan hasil kerja sama antara Mandiri Capital Indonesia (MCI) dengan Rekosistem. Dijelaskan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar, pendirian waste station di area kawasan pusat bisnis nomor satu di Jakarta, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD), merupakan upaya mendorong ketercapaian misi Net Zero Emission (NZE) 2030 Bank Mandiri.
Baca Juga: Langkah Bank BTPN Dukung Transisi Menuju Ekonomi Hijau Melalui ESG Deposit
"Pembangunan berkelanjutan tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan dampak positif pada ekonomi keberlanjutan. Sebagaimana fungsi dari pendirian waste station ini yang tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan pengelolaan sampah, tetapi juga memengaruhi tingkat penghematan emisi karbon," jelasnya, di Gedung Menara Mandiri, Rabu (21/2/2024).
Sementara itu, Ronald Simorangkir selaku CEO PT Mandiri Capital Indonesia menegaskan bahwa kehadiran waste station ini merupakan pengimplementasian prinsip Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) yang menjadi prioritas perusahaannya. Rekosistem merupakan salah satu startup binaan program akselerator MCI pada tahun 2023, yakni Zenith.
"Kolaborasi terbaru MCI dan Rekosistem menunjukkan kelanjutan sinergi antara unit bisnis Bank Mandiri dengan startup binaan dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia. Didukung oleh teknologi dari Rekosistem, kini waste station dapat menampung sampah dengan lebih efisien untuk didaur ulang menjadi benda lain yang bernilai guna," terang Ronald.
Faktanya, pengelolaan sampah anorganik masih menjadi PR besar bagi Indonesia. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, volume timbulan sampah anorganik menduduki proporsi kedua terbesar (34,5%) setelah sampah makanan (40,7%). Ini berarti ada lebih dari 7,3 juta ton sampah nasional yang belum terkelola secara efektif. Padahal, sampah anorganik termasuk jenis sampah yang tidak mudah terurai dan tidak mudah membusuk sehingga jumlahnya akan terus menumpuk dari tahun ke tahun.