Anak-anak yang tumbuh di lingkungan dengan budaya literasi yang kuat, akan sangat membantu mereka dalam berbagai aspek kehidupan di zaman serba canggih seperti saat ini. Budaya literasi akan semakin baik apabila diperkenalkan kepada anak sedini mungkin, melalui keluarga. Dalam hal ini, peranan orang tua dalam menumbuhkan literasi di keluarga sangat dibutuhkan.

Setiap orang tua bertanggung jawab atas kemampuan literasi anak-anak mereka. Sebab, orang tua adalah ‘sekolah’ pertama bagi anak, dan yang pertama pula mengenalkan apa itu huruf dan bentuknya, serta memengaruhi perkembangan bahasa mereka.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan orang tua dalam menumbuhkan literasi di dalam keluarga. Salah satunya adalah mengenalkan kebiasaan membaca sejak usia dini, yang mana baik untuk tumbuh kembang anak-anak.

Di antaranya adalah dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara, kemampuan sosial, dan juga kemampuan berbahasa. Ini dikarenakan, kebiasaan membaca sejak dini dapat membantu menstimulasi otak yang mendorong anak-anak memahami bahasa dengan lebih baik.

Keterlibatan Orang Tua dalam Perkembangan Literasi Anak dan Keluarga

Pemahaman orang tua mengenai literasi sangat penting dalam mempengaruhi kebiasaan membaca pada anggota keluarga, khususnya anak-anak. Bahkan, tingkat literasi orang tua berkorelasi langsung dengan keberhasilan akademis buah hati mereka.

Menurut National Institute of Health sebagaimana dikutip dari laman ABC Life Literacy Canada, keterampilan membaca seorang ibu adalah faktor terbesar yang mempengaruhi kesuksesan akademis anak-anaknya di masa depan, melebihi faktor-faktor lain, seperti lingkungan sekitar dan pendapatan keluarga.

Baca Juga: 8 Cara Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Pelajar SMA, Apa Saja?

Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Literasi Penting dalam Kehidupan Sehari-Hari?

Orang tua yang memiliki kemampuan literasi rendah seringkali kurang percaya diri untuk membacakan anak atau membantu mereka dalam mengerjakan tugas sekolah. Selain itu, karena anak sering belajar dengan memberi contoh, orang tua yang tidak membaca dapat mempengaruhi minat membaca anak. 

Menurut Scholastic's Kids and Family Reading Report, kebiasaan membaca orang tua berperan besar dalam menentukan seberapa sering anak membaca; 57 persen anak-anak yang sering membaca memiliki orang tua yang membaca buku lima hingga tujuh hari per minggu, dibandingkan dengan hanya 15 persen anak-anak yang jarang membaca.

Kegiatan dan Kiat-kiat Menumbuhkan Literasi di Rumah

Mengutip dari laman National Center on Improving Literacy, para orang tua dapat melakukan beberapa kegiatan di rumah untuk menumbuhkan literasi pada anak sesuai dengan usianya. Berikut penjelasannya.

1. Untuk anak usia dini,  kegiatan yang dapat dilakukan salah satunya adalah memutar lagu anak-anak, yang mana sangat membantu untuk perkembangan bahasa dan literasi awal. Selain itu, para orang tua juga dapat memutar audio book atau bacakan suatu bacaan dengan suara keras untuk meningkatkan jumlah bahasa yang didengar oleh anak-anak.

Para orang tua juga bisa menggantung berbagai jenis cetakan dan memberi label bacaan pada benda-benda di rumah. Hal ini dapat menunjukkan pentingnya bahasa, membaca, dan menulis kepada anak-anak.

Selain itu, bantu anak untuk membangun latar belakang pengetahuan tentang suatu topik. Bicarakan tentang pengalaman sehari-hari, tunjukkan gambar kepada anak, dan ceritakan kisahnya.

Jika kamu menggunakan bahasa lain di rumah, bicaralah dan bacakan kepada anak dalam bahasa tersebut. Hal ini dapat membantu mengembangkan kosakatanya dan membangun koneksi di sekolah. Hal ini juga dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan kesiapannya untuk belajar di sekolah. 

2. Untuk anak usia 7 tahun ke atas, cobalah untuk mainkan permainan kata, bicarakan arti kata, dan tunjukkan kata-kata yang menarik atau baru saat membaca bersama. Ajukan pertanyaan sebelum, selama, dan setelah membaca dengan suara keras. Hal ini dapat membantu anak Anda memusatkan perhatian pada ide-ide dalam cerita. 

Sebelum membaca, lihatlah sampul buku dan bicarakan apa yang mungkin terjadi dalam cerita tersebut. Saat membaca, tanyakan pertanyaan apa yang dia miliki tentang cerita tersebut. Setelah membaca, bicarakan apa yang terjadi. Mintalah anak untuk menyimpulkan dan menghubungkan cerita tersebut dengan apa yang sudah diketahui atau dialaminya.

Baca Juga: Menelusuri Sejarah Gerakan Literasi di Tanah Air, Seperti Apa?

3. Untuk anak usia remaja, cobalah untuk terlibat dalam percakapan dan tawarkan kepada anak mengenai lingkungan yang kaya akan literasi. Dalam hal ini orang tua harus menjadi contoh dan teladan yang kuat dalam membaca. Artinya, jika ingin memiliki anak yang tumbuh dengan minat baca tinggi, kamu juga harus menerapkannya pada diri sendiri.

Selain itu, ajaklah anak untuk membahas topik-topik up-to-date yang juga membantu daya analisis dan pemikiran kritisnya. Miliki banyak bahan bacaan di rumah, dan tanyakan kepada anak apa yang mereka baca dan didiskusikan bacaan tersebut bersama-sama.

Di zaman dengan kemajuan teknologi yang canggih, hal ini juga dapat membantu keluarga memenuhi kebutuhan literasi anak-anak di rumah. Cobalah untuk bertindak sebagai “mentor media” dan bicarakan dengan anak tentang penggunaan teknologi dengan cara yang kreatif.

Lewat diskusi tersebut, hal ini dapat meningkatkan perkembangan bahasa, membangun latar belakang pengetahuan, dan membantu anak mengembangkan keterampilan yang berguna. 

Semoga bermanfaat ya!