Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bakal mengeluarkan jurus jitu untuk tetap menjaga defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2025 di tengah lesunya penerimaan negara yang diperkirakan tak  bakal mencapai target. 

Purbaya mengatakan, untuk menjaga defisit APBN, maka pemerintah harus menggenjot penguatan penerimaan pajak serta pengendalian belanja, baginya dua jurus itu menjadi kunci untuk menjaga APBN. 

Baca Juga: Purbaya: Orang Bea Cukai Itu Pintar-pintar Hanya Tinggal Digebuk-gebukin Aja

Menurut Purbaya, potensi shortfall penerimaan negara hingga akhir 2025 masih terus bergerak. Namun, langkah-langkah korektif telah dijalankan, terutama pada dua bulan terakhir tahun anggaran.

“Yang jelas, tahun depan akan berubah. Saya akan lihat betul pajak seperti apa, saya akan hands on,” kata Purbaya dilansir Selasa (16/12/2025).

Ia memastikan pelebaran shortfall tidak akan berdampak besar terhadap defisit. Pemerintah menargetkan defisit tetap berada di bawah 3% PDB, meski proyeksinya kini naik menjadi 2,78% dari sebelumnya 2,53%.

Selain sisi penerimaan, Menkeu juga mengandalkan faktor belanja kementerian dan lembaga (K/L) yang secara historis tidak pernah terserap 100%. Pengembalian anggaran tak terpakai dinilai bisa menjadi bantalan fiskal untuk menjaga defisit.

“Setiap tahun belanja K/L nggak pernah 100 persen terserap. Kami asumsikan awal 99 persen, itu pun nanti ada yang kembalikan lagi,” kata Purbaya.

Hingga akhir Oktober 2025, realisasi pendapatan negara baru mencapai Rp2.113,3 triliun atau 73,7% dari target proyeksi. Defisit anggaran tercatat sebesar 2,02% PDB.

Baca Juga: Diancam Terus Sama Purbaya, Bea Cukai Mulai Berbenah

Dengan kombinasi penguatan penerimaan, pengendalian belanja, serta disiplin fiskal, pemerintah optimistis stabilitas APBN 2025 tetap terjaga di tengah tekanan global dan domestik.