Anggota DPR nonaktif, Ahmad Sahroni akhirnya muncul di hadapan publik setelah lama menghilang pasca aksi unjuk rasa besar-besar pada akhir Agustus 2025 lalu. Sahroni mendadak menarik diri di hadapan publik setelah rumahnya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara menjadi sasaran penjarahan massa.
Minggu (2/11/2025) merupakan hari pertama Sahroni tampil di hadapan publik, ia berbicara panjang lebar pada penampilan perdana itu, kepada masyarakat Tanjung Priok Sahroni juga mencurahkan isi hatinya, dia bilang semua orang memusuhi dirinya, ia di cari di mana-mana bahkan harta bendanya ludes dijarah, namun laki-laki berjuluk crazy rich Tanjung Priok itu mengaku tetap bangga sebab ia sama sekali tidak pernah korupsi.
Baca Juga: PAN-NasDem Kompak: Stop Gaji untuk Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Uya Kuya
"Semua orang membenci saya, semua orang mencari saya. Bapak ibu, saya alhamdulillah tidak korupsi," ujar Sahroni.
Sahroni jelas kecewa dengan peristiwa penjarahan yang menyasar kediamannya, dia mengatakan banyak masyarakat yang menganggap rumah serta aset dan harta kekayaannya merupakan hasil kejahatan atau diperoleh lewat uang pajak yang dibayar masyarakat, dia menegaskan, anggapan itu benar-benar keliru.
Semua yang dimiliki sekarang ini merupakan hasil kerja kerasnya sendiri. Dia bahkan menyinggung, mereka yang menjarah rumahnya, para pelaku yang terlibat kata dia belum tentu menjadi warga negara yang taat pajak, sebaliknya kata dia, mereka adalah orang-orang yang juga menungu bingkisan sembako sumbungan.
"Saya yakin tuh, orang-orang yang teriak itu boro-boro bayar pajak. Pasti nunggu sembako juga," ujarnya.
Sahroni mengatakan, mereka yang terlibat penjarahan ketika itu adalah orang-orang tak memahami dinamika politik Tanah Air, mereka adalah kelompok masyarakat yang gampang tersulut provokasi yang dibingkai sedemikian rupa dari cerita-cerita tak benar.
Salah satu hal yang paling disesali Sahroni adalah soal foto keluarganya yang ikut dijarah massa, ia mengaku heran sebab foto-foto itu jelas punya nilai apa-apa di mata orang lain.
"Pertanyaannya buat apa coba, oke lah barang lain diambil silakan. Foto keluarga diambil. Itu buat apa gitu," katanya.
Sahroni kini tengah menjalani proses sidang dugaan pelanggaran etik di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) buntut penonaktifannya. Ia dilaporkan buntut pernyataannya yang dinilai tak empati merespons gelombang demo 25-31 Agustus.
Baca Juga: Purbaya Ungkap Oknum Pegawai Pajak dan Bea Cukai yang Kebal Hukum
Namun, MKD belum memberikan jadwal pemanggilannya secara langsung. Selain dia, empat nama lainnya yang menjalani sidang yakni, Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Adies Kadir.