Jurnalis kondang Najwa Shihab menilai mayoritas masyarakat Indonesia tak diberi pemahaman mengenai pentingnya literasi finansial. Padahal ini penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup. 

Dengan memahami literasi finansial seseorang bakal punya bekal  pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan.

Baca Juga: Menakar Peluang Anies Baswedan di Pilgub DKI Setelah Pilpres 2024

Menurut Najwa, sejauh ini tidak ada satupun lembaga pendidikan yang secara sadar mengajarkan literasi finansial, hal ini juga diperparah dengan minimnya kesadaran masyarakat yang terkesan enggan belajar mengenai hal ini. 

“Rasanya kita tak pernah diajarin finansial literasi di sekolah maupun di rumah,” kata Najwa saat tampil sebagai pembicara dalam sebuah acara dilansir Olenka.id Senin (19/2/2024).

Minimnya literasi finansial kata Najwa tidak hanya terjadi di Indonesia, namun hal ini juga terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di negara-negara maju. Kata dia hanya sebagian kecil orang saja yang sadar mengenai pentingnya literasi ini dan mau mengajarkan kepada anak-anak mereka. 

“Beruntunglah kalau memang ada anak yang orang tuanya secara sadar mengajarkan soal finansial literasi karena rasa-rasanya sebagian besar kalau kita bicara dan bukan hanya indonesia,” tuturnya.

“Ini saya baca di berbagai negara tidak pernah ada secara formal dan sengaja mengajarkan memasukan soal literasi keuangan di institusi formal maupun pembahasan di dalam rumah tangga,” tambah Najwa.

Najwa menyebut, pembelajaran mengenai literasi finansial acap kali berbenturan dengan budaya-budaya yang kaku, sebab sampai sekarang masih banyak keluarga yang menganganggap tabu saat membahas uang dengan anak-anak mereka, masalah finansial seolah-olah hanya menjadi urusan kepala keluarga saja.  

Padahal pembicaraan masalah keuangan dengan melibatkan anak-anak sangat penting, sebab dengan cara seperti itu orang tua secara tak langsung mulai membangun pondasi soal pengetahuan keuangan. 

Baca Juga: Realisasi Program Makan Siang Gratis, Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Ton Beras dan 4 Juta Liter Susu Per Tahun

Baca Juga: Anies Baswedan Janji Bangun Kampung Haji di Mekkah

“Terkadang membahas uang di rumah tangga itu tabu, kalau kita nanya uang ke orang tua atau ke ibu, ‘udah nggak usah bahas uang itu urusan bapak’ terkadang tabunya buat istri juga loh, seolah-olah uang hanya urusan bapak jadi memang itu yang terjadi dulu dan sampai tahap tertentu masih terjadi sekarang,” ucapnya. 

Literasi Finansial Jadi Pengetahuan Wajib Generasi Muda 

Ketimbang pasrah menunggu langkah lembaga pendidikan atau keluarga untuk memberi pemahaman mengenai literasi finansial secara formal, Najwa meminta generasi muda bergerak secara mandiri mencari sebanyak-banyaknya sumber yang dapat menambah wawasan literasi keuangan.

Di era yang serba modern ini mencari sumber-sumber tersebut bukan sesuatu yang sulit.