Membangun bisnis tanpa mengalami kerugian tampaknya adalah hal yang mustahil, bahkan bagi para pebisnis kelas kakap. Kerugian justru sering menjadi bagian dari proses belajar dan titik balik menuju kesuksesan. Hal ini juga turut dirasakan oleh Hamid Djojonegoro, petinggi dari Orang Tua Group, yang sempat bangkrut di awal perjalanannya membangun usaha sendiri, meski berasal dari keluarga pengusaha besar.
Salah satu titik balik dalam hidup Hamid terjadi pada 1982, saat ia memutuskan mendirikan PT Panjang Jiwo Pangan Makmur di Surabaya. Meski sempat mengalami kebangkrutan di awal perjalanan, Hamid bangkit dan berhasil membangun bisnisnya sendiri.
Melalui perusahaan ini, anak ketiga dari Chandra Djojonegoro itu memproduksi beragam produk kesehatan seperti Kiranti, Larutan Penyejuk, dan Permen Tango yang kini sudah dikenal luas. Walau merintis usaha mandiri, Hamid tetap menjalin kolaborasi erat dengan saudara-saudaranya dalam memperkuat grup usaha keluarga, Orang Tua Group dan ABC.
Baca Juga: Hamid Djojonegoro: Kalau Mau Jadi Pemimpin, Jangan Takut Buat Keputusan untuk Orang Lain
Kesuksesan Hamid saat ini, nyaris mustahil dicapai tanpa mengalami kerugian. Saat meninggalkan kenyamanan warisan keluarga (kerajaan bisnis orang tua), Hamid justru mengalami kegagalan pada tiga bulan pertama ketika memulai bisnisnya sendiri.
“Saya meninggalkan apa? Kerajaan orang tua. Saya mulai (bisnis), tiga bulan pertama bangkrut,” ujar Hamid Djojonegoro seperti Olenka kutip, Sabtu (31/5/2025).
Kegagalan itu terjadi bukan karena niat yang buruk, tetapi lantaran kurangnya pengetahuan tentang struktur bisnis dan manajemen sumber daya manusia (SDM). Hamid begitu menyadari, menjadi entrepreneur itu memang sulit, tetapi bertahan dalam dunia bisnis jauh lebih sulit.
“(Jadi) Entrepreneur? Susah. Tapi bertahan lebih susah,” tuturnya.
Menjadi pebisnis berarti harus siap menghadapi kerugian, bahkan kemungkinan bangkrut. Hal ini disadari betul oleh Hamid Djojonegoro. Karena itu, ia selalu menekankan pentingnya mendapatkan restu dan dukungan dari istri dan anak-anak sebelum memulai bisnis.
Baca Juga: Hamid Djojonegoro Beber Alasan di Balik Pemimpin yang Ogah Bikin Keputusan
Menurut Hamid, dukungan keluarga adalah fondasi utama bagi seorang pengusaha. Ketika bisnis terpuruk dan kondisi mental sedang jatuh, semangat untuk bangkit justru bisa muncul dari kepercayaan dan ketulusan mereka yang terdekat.
“Rundingan dulu sama istri. Kalau anak mulai TK Juga ajak suruh duduk, dengar. ‘Kalau gua miskin, lu ikut kan?’ Tidak ada tuh perempuan yang baik bilang, ‘Kalau begitu kita cerai aja hari ini’, enggak ada. Dia bilang, ‘benar, kalau miskin pun gua ikut’,” imbuhnya.