Kegagalan itu terjadi bukan karena niat yang buruk, tetapi lantaran kurangnya pengetahuan tentang struktur bisnis dan manajemen sumber daya manusia (SDM). Hamid begitu menyadari, menjadi entrepreneur itu memang sulit, tetapi bertahan dalam dunia bisnis jauh lebih sulit.

“(Jadi) Entrepreneur? Susah. Tapi bertahan lebih susah,” tuturnya.

Menjadi pebisnis berarti harus siap menghadapi kerugian, bahkan kemungkinan bangkrut. Hal ini disadari betul oleh Hamid Djojonegoro. Karena itu, ia selalu menekankan pentingnya mendapatkan restu dan dukungan dari istri dan anak-anak sebelum memulai bisnis.

Baca Juga: Hamid Djojonegoro Beber Alasan di Balik Pemimpin yang Ogah Bikin Keputusan

Menurut Hamid, dukungan keluarga adalah fondasi utama bagi seorang pengusaha. Ketika bisnis terpuruk dan kondisi mental sedang jatuh, semangat untuk bangkit justru bisa muncul dari kepercayaan dan ketulusan mereka yang terdekat.

“Rundingan dulu sama istri. Kalau anak mulai TK Juga ajak suruh duduk, dengar. ‘Kalau gua miskin, lu ikut kan?’ Tidak ada tuh perempuan yang baik bilang, ‘Kalau begitu kita cerai aja hari ini’, enggak ada. Dia bilang, ‘benar, kalau miskin pun gua ikut’,” imbuhnya.