Dikatakan Tahir, pernikahan antara dirinya dan Rosy Riady pun menjadi perbincangan hangat di kalangan pebisnis Surabaya. Bagaimana tidak, putra dari seorang pemilik toko dan pengusaha berlian menikah dengan putri seorang pemilik bank terkenal.
“Beberapa orang melihat saya sebagai ‘Cinderella’. Tapi itu tidak membuat saya malu. Saya diminta oleh keluarga Mochtar Riady untuk menjadi menantu mereka dan itu merupakan kehormatan besar bagi saya,” terang Tahir.
Tahir menuturkan, menjadi menantu seorang taipan seperti Mochtar Riady tentu sulit dipandang semata-mata sebagai pernikahan biasa bagi keluarganya. Ia pun sadar bahwa hal itu mempunyai arti penting dalam dimensi yang luas. Itu bukan sekedar perjodohan yang dibuat dan ditetapkan dalam sebuah pernikahan dengan restu dari kedua keluarga. Kata Tahir, tidak sesederhana itu.
“Pada hari dimana saya meninggalkan rumah Surabaya untuk pergi ke Jakarta dan memulai hidup baru bersama Rosy, saya berhasil menembus tembok besar. Saya mengubah jalannya sejarah saya dengan memasuki dunia baru,” tutur Tahir.
Baca Juga: Cerita Kencan Pertama Dato Sri Tahir dan Rosy Riady: Momen yang Penuh Kekakuan, Namun Membahagiakan
Babak Baru Kehidupan Tahir Sebagai Menantu Mochtar Riady
Tahir bilang, meski menjadi menantu sang taipan, nyatanya ia sama sekali tak memikirkan uang dan kekayaan. Karena meski sedari kecil ia menjalani hidup susah, tapi ia dan keluarganya tetap memegang teguh harga diri yang tak tergoyahkan.
“Kedua orang tua saya telah berhasil menjaga kehormatan hidup dengan tidak pernah mengandalkan siapa pun kecuali diri mereka sendiri dan Tuhan. Mereka bukan pengemis. Keberhasilan kami dalam memperbaiki kehidupan adalah murni karena kerja keras dan prinsip keras kami yang mengatakan tidak pada rasa kasihan orang lain,” jelas Tahir.
Karena hal itulah, kata Tahir, ia pun senang dengan pengakuan yang diterima dirinya dan keluarganya. Ia pun memaknai, pernikahan dirinya dengan Rosy Riady adalah suatu kehormatan baru berupa kepercayaan karena ia terpilih menjadi menantu orang kaya yang dihormati.
“Kami sudah melalui masa-masa kelam itu, diperlakukan dengan sangat hina. Oleh karena itu, adalah suatu keajaiban ketika saya diminta untuk menjadi menantu Mochtar Riady. Itu seperti bonus di kehidupan kita. Setelah keberhasilan kami dalam mengatasi kemiskinan dan masa-masa sulit, orang tua saya berhasil menikahkan saya dengan putri seorang pria sukses,” papar Tahir.
Sebelum pergi ke Jakarta, lanjut Tahir, sang ibu pun berpesan kepadanya. Sang ibu, Lie Tjien Lien alias Lina Sindawaty meminta putranya itu harus tahu bagaimana bersikap di depan keluarga istrinya.
“Mamah berpesan saat itu, kemana pun saya pergi, orang-orang akan memandang saya sebagai menantu Mochtar Riady. Jadi kata dia, saya harus bisa menjaga sikap, karena apapun yang saya lakukan akan berdampak pada reputasi keluarga Mochtar Riady,” terang Tahir.
Sejak masuk menjadi bagian keluarga besar Riady, Tahir mengaku dirinya sama sekali tidak bisa memprediksi apa yang bakal terjadi terhadapnya nanti. Ia pun tak pernah berpikir seperti apa hidupnya nanti.
“Apa yang saya lihat di pikiran saya hanyalah semacam cahaya. Tidak pernah terpikir oleh saya bahwa sejak hari itu saya akan hidup dalam pertarungan emosi yang luar biasa karena harus terus menerus menyesuaikan diri dengan keluarga yang budayanya benar-benar asing,” tandas Tahir.