Banyak orang mengira nyeri di ulu hati sebagai gejala gangguan lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease). Namun, menurut Dr. dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K), Hospital Director Heartology Cardiovascular Hospital, keluhan tersebut bisa jadi merupakan tanda awal penyakit jantung koroner yang kerap disalahartikan dan berujung fatal.
Dalam penjelasannya kepada awak media beberapa waktu lalu, dr. Faris menjelaskan bahwa penyakit jantung koroner terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan letak pembuluh darah yang tersumbat, yakni koroner kanan, koroner kiri depan, dan koroner kiri belakang.
Dari ketiganya, koroner kanan memiliki peran penting dalam menyuplai darah ke bagian kanan dan bawah jantung—area yang letaknya berdekatan dengan lambung. Inilah mengapa gejalanya sering dianggap sebagai keluhan lambung biasa.
Baca Juga: Jantung Berdetak Tak Wajar Saat Santai? Waspada! Ini Penjelasan Pakar Aritmia
"Jantung bagian bawah itu berbatasan dengan lambung di bawahnya, sehingga seringkali gejalanya seperti dari lambung, nah mereka berpikir ini GERD," kata dr Faris.
Ia mengingatkan bahwa banyak pasien datang dengan keluhan seperti nyeri ulu hati, lalu hanya mengobati lambung. Padahal, masalah sebenarnya bisa saja berasal dari jantung, dan bukan dari sistem pencernaan.
Salah satu ciri khas yang bisa menjadi pembeda antara GERD dan gejala jantung koroner adalah waktu munculnya keluhan. Jika rasa tidak nyaman di ulu hati muncul ketika sedang beraktivitas fisik, besar kemungkinan itu bukan GERD.
Baca Juga: Fexuprazan, ‘Korean Pill’ Andalan untuk GERD Siap Hadir di Indonesia
"GERD diobati lambung nggak sembuh-sembuh, padahal itu ternyata penyakit jantung koroner, yang letaknya di jantung koroner kanan. Nah, sehingga tiba-tiba dia sudden death, meninggal, padahal sakitnya cuma seperti GERD," lanjut dr Faris.
Ia menegaskan bahwa keluhan yang dipicu aktivitas, terutama jika disertai rasa tidak nyaman di area dada atau ulu hati, perlu segera diperiksa ke dokter, khususnya ke spesialis jantung. Kesalahan diagnosis bisa sangat berbahaya karena gejala yang dianggap sepele dapat berujung pada serangan jantung mendadak.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih peka terhadap sinyal tubuh dan tidak mengabaikan keluhan nyeri yang sering kambuh atau tidak membaik meski telah minum obat lambung. Dalam banyak kasus, penanganan cepat dan diagnosis yang tepat dapat menyelamatkan nyawa.