Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengkritisi sikap Presiden Joko Widodo yang meminta relawannya mencabut laporan polisi ke Budayawan Butet Kartaredjasa. 

Menurut Dedi, permintaan Jokowi adalah sebuah blunder fatal yang bikin masyarakat semakin pesimis, sebab orang-orang yang diperkarakan karena menyinggung kepala negara bukan hanya Butet, banyak orang yang mengalami nasib yang sama. Permintaan Jokowi lanjut Dedi membuat masyarakat berpikir bahwa Jokowi adalah dalang dari laporan polisi terhadap Butet. 

Baca Juga: Teori Kuda Putih Jokowi: Ahok Dipakai untuk Gagalkan Koalisi Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin

"Ini akan membuat publik membenarkan jika Jokowi ada di balik konflik opini Butet ini," Dedi kepada wartawan Selasa (5/2/2024). 

Dedi mengatakan, permintaan pencabutan laporan terhadap Butet adalah cerminan kepanikan Jokowi, kepala negara disebutnya khawatir terjadi eskalasi dan kehilang kepercayaan masyarakat. Kepanikan itu yang membuat Jokowi bikin blunder. o

"Bisa saja, Jokowi khawatir jika ini akan tereskalasi dan membesar, Jokowi bisa kehilangan kepercayaan dan simpati publik, terlebih mulai berdatangan perguruan tinggi yang nyatakan sikap mengkritik Jokowi," ujarnya.

"Imbasnya, jika Jokowi terus lakukan perlawanan terhadap publik, ia khawatir jika tidak mampu bertahan hingga jabatannya usai,"  tambahnya. 

Baca Juga: Ahok: Kalau Pemimpin Negeri Ini Tidak Setia pada Sumpah Jabatan Kita Tinggalkan, Nggak Ada Urusan

Baca Juga: Prabowo: Saya Ingin Mengikuti Jokowi, Bekerja untuk Seluruh Rakyat Indonesia, Termasuk yang Tak Pilih Saya

Selain itu, Dedi menambahkan, permintaan Jokowi menyangkut pencabutan laporan terhadap Butet Kartaredjasa itu juga tak berkaitan dengan upaya n memperbaiki hubungan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Rasanya tidak, Megawati tidak cukup kuat terhubung dengan Butet, meskipun ia (Butet) sedang berkampanye untuk Ganjar, tetapi Butet punya basis pengaruh di luar Megawati," ujar Dedi menambahkan.