Tahir bukan tipe laki-laki pendendam, perlakuan tak mengenakkan di masa lampau dijadikannya sebagai pelecut, menjadi bahan bakar dalam perjalanan membangun kerajaan bisnisnya yang kekinian sudah sudah sukses besar.
“Sesekali ketika melewati showroom mebel Ulferts, saya teringat bagaimana utusan James Riady menyuruh saya untuk mencopot logo Lippo. Sebagian luka itu masih saya simpan di hati,” ucpanya.
“Namun, saya tidak menjadikannya alasan untuk menyimpan dendam kepada mereka. Dendam kepada diri sendirilah yang mendorong saya untuk bekerja keras dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Hubungan saya dengan keluarga meskipun tidak terlalu akrab,” tambahnya memungkasi.