Penurunan Daya Beli Masyarakat Sebabkan Deflasi 4 Bulan Berturut-turut?
Adanya tren penurunan daya beli masyarakat disebut menjadi biang kerok dari deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut, terhitung sejak Mei hingga Agustus 2024. Namun, anggapan tersebut ditepis oleh sejumlah pihak.
Mengutip dari pemberitaan CNBC Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menganggap. deflasi yang terjadi selama kurun waktu empat bulan ini tidak mencerminkan daya beli masyarakat yang tengah tergerus.
Sri Mulyani menjelaskan, ukuran daya beli masyarakat biasanya tercermin dari tekanan yang terus-menerus pada inflasi inti. Di sisi lain, deflasi yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh penurunan tajam pada inflasi bahan pangan yang bergejolak atau volatile food.
Baca Juga: Menilik Tren Investasi Digital yang Semakin Dilirik Masyarakat Tanah Air
Senada dengan Sri Mulyani, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, turut membantah penyebab deflasi selama empat bulan ini karena adanya penurunan daya beli masyarakat.
Mengutip dari pemberitaan Kompas, Pudji menjelaskan bahwa deflasi justru terjadi karena pasokan beberapa komoditas yang berlimpah sehingga harga-harga ikut turun. Pasokan melimpah terjadi karena musim panen beberapa komoditas tanaman pangan dan hortikultura, seperti panen tomat di Sorong, Jember, Klaten, Gorontalo, dan Baubau.