Diproduksi di Kilang Balongan
Sebagai langkah awal, BBM baru rendah sulfur yang sudah diproduksi akan dijual di 3 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta terlebih dahulu. Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, mengonfirmasi hal tersebut.
"Dipasarkan di 3 SPBU dulu di Jakarta. Ambil dari Balongan (kilang) karena sudah bisa ultra low sulphur," jelas Taufik.
Baca Juga: Memasuki Puncak Arus Balik Idulfitri 2024, Pertamina Patra Niaga Pastikan Ketersediaan BBM
Pertamina, tegas Taufik, siap menghadirkan produk BBM baru yang rendah sulfur. Kilang milik Pertamina bisa memproduksi sebanyak 900 ribu barel per bulan untuk spesifikasi BBM dengan sulfur 50 ppm. Yang jelas, produk BBM baru yang akan diluncurkan adalah 'diesel', bukan sejenis BBM bensin.
Respons Pengamat
Rencana peluncuran BBM baru dengan kandungan rendah sulfur yang dicanangkan pemerintah itu rupanya mendapat tanggapan kritis dari ekonom senior INDEF, Faisal Basri. Dirinya mengaku belum memahami tujuan pemerintah dalam pembuatan BBM jenis baru ini.
"Menyelesaikan masalah dengan menciptakan lebih banyak masalah baru. Kayak dulu premium dibunuh muncul Pertalite, Pertalite mau dibunuh, muncul macam yang saya ga tahu," kata Faisal belum lama ini.
Menurut pengamatannya, rencana tersebut hanyalah jalan pintas yang diambil pemerintah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan BBM. Ketua Tim Tata Kelola Migas pada 2014-2015 tersebut mengatakan, pemerintah hanya perlu merevitalisasi kilang jika ingin mengurangi kadar sulfur, bukannya mencampur-campur BBM yang sudah ada.
"Kalau ingin mengurangi sulfur, ada namanya revitalisasi kilang. Masa sih karena standar kita sulfurnya tinggi, kita beli yang sulfurnya rendah terus kita campur?" kata Faisal.