Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya untuk menggejot produksi daging ayam dan telur untuk memenuhi kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Perintah Prabowo telah telah ditindaklanjuti Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman lewat rapat koordinasi dengan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) dan peternak ayam pedaging seluruh Indonesia di Kementerian Pertanian, Jakarta beberapa hari lalu. 

Baca Juga: Gibran Klaim MBG Dongkrak Kualitas dan Prestasi Siswa

"Ini adalah perintah Bapak Presiden tadi malam, 'Pak Mentan bagaimana telur,?' Kami katakan 'Siap Bapak Presiden, besok kami laksanakan rapat bersama seluruh Indonesia',"kata Amran dilansir Kamis (20/11/2025). 

Amran mengatakan, peningkatan produksi ini dapat menjaga harga kedua komoditas tersebut, baik di peternak maupun konsumen. Kedua belah pihak telah menyepakati harga jual baik ayam dan telur tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).

Pemerintah menargetkan, produksi telur bisa naik  700 ribu ton dari produksi per tahun 6,5 juta ton dan daging ayam akan ditambah 1,1 juta ton untuk memenuhi MBG.

"Ini kita akan bangun, ini adalah rezeki bagi peternak, petelur, pinsar, dan untuk pedaging," terangnya.

Peningkatan produksi tersebut diyakini bakal berimbas pada penurunan kedua komoditas tersebut dalam waktu dekat ini.  

"Ini kan ada kenaikan telur sedikit, jangan dibesar-besarin, sedikit, Rp 30.000/kg lebih sedikit. Mudah-mudahan ke depan dalam waktu singkat itu turun. Kenapa? Ini yang memproduksi DOC (anak aya/day old chick) itu harganya turun dari Rp 14.000 turun menjadi Rp 11.500 maksimal," pungkasnya.

Peningkatan Produksi Bertahap hingga 4 Tahun 

Amran mengatakan, dalam rapat tersebut, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia sepakat untuk meningkatkan produksi, mereka juga tidak keberatan dengan harga yang disodorkan pemerintah.  

“Mereka bersedia menyiapkan telur untuk MBG dan cukup. Mereka sepakat meningkatkan produksi dan harga kita jaga, jangan melewati harga acuan penjualan yang sudah ditentukan oleh pemerintah,” ujar Amran.

Amran melanjutkan, setelah kedua belah pihak mencapai kesepakatan tersebut, maka peningkatan produksi daging ayam dan telur mulai digenjot secara bertahap. 

“Peningkatan ayam dan telur akan produksi secara bertahap 3-5 bulan ke depan,” ujarnya. 

Dengan peningkatan produksi ini, Amran yakin bisnis dan usaha peternakan Tanah Air bakal terus menggeliat, para peternak juga bakal lebih bergairah lantaran harga daging ayam dan telur tak bakal naik turun. 

“Ini adalah berkah dan ini atas kebijakan strategis yang dilakukan Bapak Presiden. Peternak nanti ini bergairah, kenapa? Ada MBG, ada off-taker yang jelas, jadi harga ayam tidak naik turun,” ucapnya. 

Seluruh SPPG Beli Telur Langsung ke Peternak 

Ketua Presidium Pinsar Nasional Yudianto Yosgiarso mengatakan setelah bersepakat dengan pemerintah, maka sesluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dapat membeli telur langsung ke  peternak dengan harga yang berkisar Rp27.500/kg, lebih murah dari  HAP telur saat ini seharga Rp30.000/kg. 

Baca Juga: Prabowo Ungkap Jasa Jokowi di Balik Pembangunan RS Kardiologi Emirates-Indonesia di Surakarta

“Kami dari peternak ini sudah sepakat, kalau kami tidak mengambil nilai yang tertinggi, Rp30.000/kg, karena sangat memberatkan dan juga supaya program MBG ini bisa berjalan lancar, kami hanya membandrol angka Rp27.500/kg,” tuturnya.