Sudah Punya Jiwa Berbisnis Sejak Kecil

Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, Ciputra sudah membantu orang tua mengais rezeki dengan berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, karena itu lah jiwa berbisnis Pak Ci sudah terbentuk sejak kecil.

Di sela 'Launching Pembelajaran Online Tumbuh 100 kali' 17 Februari 2014 lalu, —seperti dikutip dari laman Liputan6.com— Ciputra pernah berbagi cerita tentang bagaimana ia sudah menanamkan jiwa kewirausahaan sejak usia muda. 

Sejak kecil, ia mulai mencoba berbagai kegiatan usaha, seperti menjual barang, berburu, hingga membuat kopi dari daun yang kemudian dijual. Bahkan saat duduk di bangku SMP, ia berburu kalong (nama lain kelelawar) untuk dijual.

Setelah lulus SMA, Ciputra memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Jawa dan diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB). Di tahun keempat kuliahnya, Ciputra mulai mengasah kembali jiwa kewirausahaannya dengan mendirikan usaha konsultan arsitektur untuk proyek-proyek kecil. 

Usaha ini dijalankan dari sebuah garasi yang difungsikan sebagai kantor sederhana, bersama dua rekannya, Budi Brasali dan Ismail Sofyan. Hingga akhirnya, Ciputra berhasil menyelesaikan pendidikannya dan meraih gelar Insinyur dari ITB pada 1960.

Baca Juga: Perjalanan Inspiratif Wamendag Roro Esti Mengabdi untuk Bangsa Sejak Usia Muda

Mengawali Karier di Jakarta

Setelah meraih gelar Insinyur, Ciputra segera bergegas ke Jakarta untuk memulai kariernya di Jaya Group, sebuah perusahaan daerah milik Pemda DKI. Ciputra menghabiskan waktu yang cukup lama meniti karier di perusahaan properti tersebut, hingga akhirnya berhasil menduduki posisi direktur yang ia emban hingga usia 65 tahun.

Selama berkarier di Jaya Group, Ciputra berhasil menyelesaikan berbagai proyek, termasuk pembangunan kawasan perumahan di pusat dunia, yang berlokasi di Senen. Proyek ini tidak hanya membuat namanya mulai dikenal sebagai pakar pengembang, tetapi juga mendapat persetujuan dan dukungan langsung dari Presiden Soekarno, setelah proposalnya diajukan kepada Gubernur Jakarta saat itu, Dr. R. Soemarno.

Bukan hanya itu, pada tahun 1966, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjuk Ciputra untuk memimpin Badan Proyek Pembangunan (BPP) Ancol. Penunjukan tersebut dilakukan pada masa kepemimpinan Gubernur Soemarno, yang kemudian dilanjutkan oleh Gubernur Ali Sadikin. 

Di bawah komando Ciputra, kawasan rekreasi pantai Ancol mulai dibangun, termasuk berbagai unit rekreasi di dalamnya seperti Pasar Seni, Gelanggang Renang (Atlantis Water Adventures), Gelanggang Samudra (Ocean Dream Samudra), Dunia Fantasi, dan resort tepi pantai Putri Duyung Ancol.

Karya-karya Ciputra di Ancol tidak hanya menjadi wujud inovasi dan kreativitasnya, tetapi juga terus dinikmati oleh masyarakat hingga saat ini. Sebagai tokoh pendiri Grup Jaya, gagasan serta kontribusi Ciputra tetap hidup melalui berbagai proyek yang telah ia rintis dan tinggalkan.