Salah satu pengusaha Indonesia keturunan India yang cukup dikenal barangkali adalah Sri Prakash Lohia. Sri Prakash Lohia merupakan pendiri perusahaan raksasa di bidang petrokimia dan tekstil, yakni Indorama Corporation atau PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR). Dia menghasilkan banyak uang dengan memproduksi PET dan petrokimia lainnya.
Indorama sendiri telah memainkan peran kunci dalam ekspansi industri manufaktur Indonesia dan menyumbang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara ini.
Melansir dari Forbes, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh Sri Prakash Lohia ini adalah sebesar US$7,9 miliar atau setara dengan Rp124,83 triliun per November 2024 ini. Menariknya, pundi-pundi harta itu dia dapatkan bukan dari tanah kelahirannya, India, melainkan dari Indonesia.
Diketahui Sri Prakash dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Tanah Air di usia yang ke 22 tahun. Adapun, usianya kini adalah 72 tahun. Dia dan ayahnya mendirikan pabrik pertama Indorama di Kota Purwakarta, Jawa Barat.
Pabrik yang didirikan pada tahun 1974 itu, mulanya memproduksi benang pintal kapas untuk tekstil. Selanjutnya pada tahun 1984, Lohia memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
Lantas, seperti apa sosok Sri Prakash Lohia ini? Dan, bagaimana perjalanan bisnisnya di Indonesia? Redaksi Olenka telah merangkumnya untuk Anda, simak kisahnya berikut ini.
Baca Juga: Mengenal Nanda Widya, Sosok di Balik Kesuksesan Metropolitan Land
Latar Belakang Keluarga
Sri Prakash Lohia merupakan konglomerat berkebangsaan Indonesia yang lahir di Kolkata, India, pada 11 Agustus 1952. Lohia lahir dan besar di India, tetapi menghabiskan sebagian besar masa hidup profesionalnya di Indonesia.
Dikutip dari laman Wikipedia, Lohia lahir dari pasangan Mohan Lal Lohia dan Kanchan Devi Lohia. Sri Prakash Lohia punya tiga adik, yakni Ajay Prakash, Anil atau Aloke Prakash, dan Aruna.
Aloke juga diketahui sebagai seorang miliarder yang tinggal di Thailand, di mana dia menjalankan pembuat polimer PET Indorama Ventures Public Co.
Lohia punya dua anak dari pernikahannya dengan Seema, yakni Amit Lohia dan Shruti Lohia Amit adalah lulusan University of Pennsylvania dengan predikat magna cum laude.
Kini, ia menjadi Direktur Pelaksana di Indorama Corporation dan direktur anak perusahaan lain di bawah korporasi tersebut. Sementara Shruti adalah lulusan Babson College. Hingga kini, Shruti tinggal di Singapura.
Sebagai konglomerat berdarah India, Sri Prakash Lohia juga punya hubungan dengan konglomerat negara Bollywood. Pemilik 40 persen saham di klub bola asal Inggris Queens Park Rangers, Lakshmi Mittal, ternyata adalah saudara ipar Sri Prakash Lohia.
Lakshmi Mittal juga masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia, yang merupakan bos perusahaan baja terbesar di dunia, Arcelor Mittal. Mittal sendiri tercatat sebagai orang terkaya kelima di India dengan kekayaan mencapai US$17,1 miliar atau Rp260 triliun. Di Indonesia, Mittal diketahui memiliki pabrik baja yang terletak di Sidoarjo, Ispat Indo.
Baca Juga: Sosok Sederhana Michael Bambang Hartono, Orang Terkaya RI yang Ubah Musibah Jadi Berkah
Bisnis Awal Sri Prakash Lohia
Kisah kesuksesan Prakash harus dilalui dengan jalan terjal dan berliku. Pasalnya, dia bukan crazy rich penerima warisan orang tua. Dia harus bekerja keras untuk bisa mengumpulkan pundi-pundi uangnya.
Adapun, bisnis yang membawa Sri Prakash Lohia menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia adalah industri benang pintal yang didirikan pada 1976 bersama dengan ayahnya, Mohan Lal Lohia. Saat itu, Lohia merintis perusahaan tekstil bernama Indorama Synthetics.
Melansir laman resmi Indorama, nama perusahaan tersebut mengakulturasikan dua kebudayaan yakni Indo yang berarti Indonesia dan Rama artinya Dewa dalam agama Hindu.
Sri Prakash mengalami masa paling sulit untuk membangun bisnisnya selama tiga sampai empat tahun. Setelah itu, perusahaan terus berkembang menjadi produsen benang terbesar di Indonesia, dari bahan baku tekstil hingga fasilitas manufaktur yang tersebar di seluruh Indonesia, Uzbekistan, dan Thailand.
Pada akhir 1980-an, Ayah Sri Prakash membagi kerajaan bisnis tersebut dengan ketiga anaknya untuk menghindari perselisihan keluarga di masa depan. Adik Sri Prakash, Om Prakash, dikirim ke India di mana dia mendirikan Indorama Eleme Petrochemicals Limited. Lalu, Aloke Prakash pindah ke Thailand untuk mendirikan Indorama Holdings, yakni perusahaan produsen benang wol.
Pada pertengahan 1990, Sri Prakash melakukan diversifikasi pada Indorama Synthetics dan mulai memproduksi polyethylene terephthalate (PET), yang digunakan untuk pembuatan botol plastik minuman termasuk Coke dan Pepsi. Di tahun yang sama, adiknya juga mulai membangun sebuah perusahaan PET manufaktur, Indorama Ventures, di Thailand.
Akhirnya pada 2008 mereka pun memutuskan untuk menggabungkan bisnis PET mereka, dengan Sri Prakash menjual sahamnya di dua perusahaan serat polyester dan benang dan dua perusahaan asam tereftalat murni untuk Indorama Ventures, untuk ditukar dengan saham Indorama Ventures.
Saat ini, Indorama Ventures memiliki pendapatan tahunan US$8 miliar dan merupakan produsen terbesar kedua di dunia dari botol PET. Sri Prakash adalah bos Indorama Ventures dengan kepemilikan saham 34%.
Setelah bisnis berkembang pesat di Indonesia, pada 2006 Sri Prakash Lohia mengakuisisi pabrik olefin terintegrasi di Nigeria, di mana perusahaan ini merupakan perusahaan petrokimia terbesar di Afrika Barat sekaligus produsen olefin terbesar kedua di benua Afrika.
Kini, meski induk perusahaan yang dimiliki oleh Sri Prakash Lohia bermarkas di Singapura, akan tetapi ia tercatat sebagai kewarganegaraan di Indonesia. Dan, saat ini juga, Sri Prakash Lohia tetap menjadi bos Indorama akan tetapi menetap di London.
Baca Juga: 8 Pengusaha Tajir yang Berbisnis Tekstil Terbesar di Indonesia, Siapa Saja?
Sukses Kembangkan Indorama
Kini, Indorama telah berkembang dan bergerak dalam bidang pembangkit tenaga listrik petrokimia. Kantor pusat Indorama sendiri berlokasi di Jakarta, di mana fungsi-fungsi utama dijalankan, seperti pengadaan, logistik, keuangan, dan pemasaran. Perusahaan Lohia ini pun telah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990.
Lohia sendiri memiliki pengalaman selama 50 tahun pada bidang industri. Dia menjabat sebagai Direktur Indorama sejak 1975, diangkat sebagai Wakil Presiden Direktur pada tahun 1990 dan Presiden Direktur pada 2004. Lalu, ia pun diangkat sebagai Presiden Komisaris Indorama pada 2009 dan ditunjuk untuk posisi yang sama pada bulan Juni 2018.
Dilansir dari laman resmi perusahaan, Indorama Corporation juga telah menjadi produsen pupuk Urea dan Fosfat terbesar di Afrika Sub-sahara, produsen poliolefin terbesar di Afrika Barat, dan produsen sarung tangan sintetis terbesar ketiga di dunia.
Perusahaan juga telah mengekspor produknya ke lebih dari 70 negara yang mencakup 5 benua besar di seluruh dunia. Selain itu, mereka juga jadi produsen terpadu dari kapas dan benang pintal sintetis. Karenanya tidak heran perusahaan Internasional ini mempekerjakan 18.000 orang di seluruh dunia dengan beberapa diantaranya ditempatkan di beberapa cabang.
Salah satunya Indorama Ventures Public Company Limited yang merupakan produsen PET Resin atau polyester terbesar di dunia dan juga salah satu produsen bahan baku polyester terbesar.
Perseroan juga telah mendirikan yayasan Yayasan Pendidikan Indorama, di Purwakarta, dan mendirikan Politeknik Teknik Indorama, politeknik teknik kelas dunia yang berfokus pada penyediaan pendidikan berkualitas tinggi dan relevan dengan industri dengan biaya bersubsidi bagi pelajar Indonesia.
Tak hanya itu, perseroan juga mensponsori Yayasan Rama Global School, Purwakarta, yang telah mendirikan Rama Global School untuk anak-anak karyawan Perseroan dan perusahaan tetangga.
Baca Juga: Berkenalan dengan Sosok Djoko Susanto, Bos Alfamart yang Jadi Orang Terkaya Nomor 10 di Indonesia!
Gurita Bisnis Sri Prakhash Lohia
Bisnis dan kekayaan Sri Prakash Lohia kini sudah menggurita. Karenanya tidak heran pengusaha keturunan India ini menempati posisi 5 orang terkaya di Indonesia dan urutan ke-356 orang terkaya di dunia versi Forbes per November 2024 ini. Untuk lebih detailnya, berikut adalah daftar bisnis Lohia saat ini:
1. Grup Indorama
Grup Indorama adalah jaringan bisnis pertama yang dibangun Sri Prakash Lohia dan ayahnya. Perusahaan ini punya peran besar dalam peningkatan kekayaan Sri Prakash Lohia.
Berikut adalah perusahaan besar di bawah Grup Indorama:
- Indorama Ventures (IVL): Indorama Ventures adalah produsen plastik dan tekstil terbesar di dunia. perusahaan memproduksi serat poliester, resin, dan produk turunannya yang berguna untuk banyak industri.
- Indorama Synthetics: Indorama Synthetics fokus pada produk serat sintetis dan poliester. Perusahaan ini juga memproduksi serat tekstil lain.
- Indorama Polymers: Indorama Polymers adalah divisi IVL. Perusahaan ini memproduksi polimer, termasuk Polythylene Terephthalate, yang banyak digunakan sebagai bahan kemasan botol dan plastik.
2. Industri Kimia
Indorama Chemicals adalah perusahaan kimia yang memproduksi bahan kimia untuk kebutuhan industri. Adapun, beberapa produk andalan perusahaan adalah Ethylene oxide, Ethylene glycol, dan Propylene oxide.
3. Industri Tekstil
Lewat PT Indorama Synthetics Tbk, Sri Prakash Lohia memproduksi kain dan serat sintetis yang didistribusikan ke banyak negara. Produknya digunakan secara luas untuk produk pakaian, furnitur, dan perlengkapan rumah.
4. Industri Kemasan
Industri kemasan Lahio dijalankan oleh PT Indorama Ventures Packaging. Perusahaan ini menghasilkan kemasan plastik, wadah, botol, dan produk berbahan sama lainnya.
5. Properti
Kekayaan Sri Prakash Lohia ternyata juga disumbang oleh perusahaan properti. Perusahaan ini mengembangkan perumahan komersial di beberapa lokasi potensial.
6. Kesehatan, Edukasi, dan Filantropi
Tak berhenti di situ, Sri Prakash Lohia juga merambah dunia sosial melalui Indorama Foundation. Selain menyelenggarakan pendidikan dan kesehatan, Lohia juga kerap membantu masyarakat yang membutuhkan.