Sering belanja kebutuhan sehari-hari di Alfamart, sudah tahu siapa pemiliknya? Yap, siapa lagi kalau bukan Djoko Susanto! Bermula dari meneruskan usaha orangtua saat harus berhenti sekolah pada usia 16 tahun, Djoko Susanto berhasil menyulap warung kelontong menjadi toko ritel modern terlaris di Indonesia.
Sukses mengembangkan Alfamart hingga memiliki lebih dari 20.000 minimarket yang tersebar di seluruh Indonesia dan lebih dari 1.400 toko di Filipina, Djoko Susanto masuk dalam daftar orang terkaya nomor 10 di Indonesia.
setara disebut dari laman Forbes Real Time Billionaires , Djoko memiliki harta kekayaan sebesar 3,9 miliar dollar AS atau setara dengan Rp60,6 triliun. Namun, per hari ini bila ditilik kembali di laman yang sama, kekayaan Djoko bernilai 3,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp62 triliun (kurs Rp16.418 per dolar AS).
Siapakah sosok Djoko Susanto? dan bagaimana kisahnya merintis Alfamart? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ya!
Terpaksa Putus Sekolah
Djoko Susanto si pemilik nama asli Kwok Kwie Fo, terpaksa putus sekolah pada tahun 1966. Dalam sebuah tayangan video, pria kelahiran 9 Februari 1950 ini mengaku bahwa sudah tak lagi sekolah saat usianya masih menginjak 16 tahun atau setara dengan kelas 1 SMA.
Djoko terpaksa melanjutkan pendidikannya saat itu, karena banyak sekola Cina tempatnya menimba ilmu ditutup oleh pemerintah. Walhasil, ia memilih untuk bekerja dan membantu perekonomian keluarga.
Djoko Susanto pertama kali mengawali karir sebagai seorang karyawan di sebuah pabrik transistor. Namun, saat usianya menginjak 19 tahun, ia memilih untuk melanjutkan usaha orang tua yakni warung kelontong Toko Sumber Bahagia di Petojo, Jakarta.
“Dari sana, kami ini bertekad ya, orang tua sudah tua dan saya mau tidak mau harus rajin bekerja. Timbullah kita buka warung sampai umur 34 tahun, (buka warung setiap hari) sampai hari Minggu juga buka,” ujar Djoko Susanto dalam video yang dikutip Olenka, Selasa (18/6/2024).
Langkah Awal Djoko Susanto Menuju Kesuksesan
Saat itu, warung kelontong orang tua Djoko hanya menjual rokok saja karena Gudang Garam. Penjualan rokok di toko kelontong ternyata menjadi langkah awal bagi Djoko menuju kesuksesan bisnisnya.
Saat itu, ia memiliki 15 jaringan toko grosir yang menjadi distributor rokok terbesar Gudang Garam. Apalagi di saat itu pula Djoko mengenal sosok Putera Sampoerna yang ternyata tertarik dengan keberhasilan Djoko sebagai penjual rokok.
Kepiawaian Djoko dalam menjual rokok, membuat Putera Sampoerna merekrutnya sebagai direktur penjualan PT Sampoerna. Selain itu, Djoko juga pernah diangkat menjadi direktur PT Panarmas berkat kemampuannya dalam menjual rokok.
Baca Juga: Cerita Djoko Susanto Mendirikan Alfamart Group, Sebut Sosok Ini Bak Dewa Penolong