Bisnis Awal Sri Prakash Lohia
Kisah kesuksesan Prakash harus dilalui dengan jalan terjal dan berliku. Pasalnya, dia bukan crazy rich penerima warisan orang tua. Dia harus bekerja keras untuk bisa mengumpulkan pundi-pundi uangnya.
Adapun, bisnis yang membawa Sri Prakash Lohia menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia adalah industri benang pintal yang didirikan pada 1976 bersama dengan ayahnya, Mohan Lal Lohia. Saat itu, Lohia merintis perusahaan tekstil bernama Indorama Synthetics.
Melansir laman resmi Indorama, nama perusahaan tersebut mengakulturasikan dua kebudayaan yakni Indo yang berarti Indonesia dan Rama artinya Dewa dalam agama Hindu.
Sri Prakash mengalami masa paling sulit untuk membangun bisnisnya selama tiga sampai empat tahun. Setelah itu, perusahaan terus berkembang menjadi produsen benang terbesar di Indonesia, dari bahan baku tekstil hingga fasilitas manufaktur yang tersebar di seluruh Indonesia, Uzbekistan, dan Thailand.
Pada akhir 1980-an, Ayah Sri Prakash membagi kerajaan bisnis tersebut dengan ketiga anaknya untuk menghindari perselisihan keluarga di masa depan. Adik Sri Prakash, Om Prakash, dikirim ke India di mana dia mendirikan Indorama Eleme Petrochemicals Limited. Lalu, Aloke Prakash pindah ke Thailand untuk mendirikan Indorama Holdings, yakni perusahaan produsen benang wol.
Pada pertengahan 1990, Sri Prakash melakukan diversifikasi pada Indorama Synthetics dan mulai memproduksi polyethylene terephthalate (PET), yang digunakan untuk pembuatan botol plastik minuman termasuk Coke dan Pepsi. Di tahun yang sama, adiknya juga mulai membangun sebuah perusahaan PET manufaktur, Indorama Ventures, di Thailand.
Akhirnya pada 2008 mereka pun memutuskan untuk menggabungkan bisnis PET mereka, dengan Sri Prakash menjual sahamnya di dua perusahaan serat polyester dan benang dan dua perusahaan asam tereftalat murni untuk Indorama Ventures, untuk ditukar dengan saham Indorama Ventures.
Saat ini, Indorama Ventures memiliki pendapatan tahunan US$8 miliar dan merupakan produsen terbesar kedua di dunia dari botol PET. Sri Prakash adalah bos Indorama Ventures dengan kepemilikan saham 34%.
Setelah bisnis berkembang pesat di Indonesia, pada 2006 Sri Prakash Lohia mengakuisisi pabrik olefin terintegrasi di Nigeria, di mana perusahaan ini merupakan perusahaan petrokimia terbesar di Afrika Barat sekaligus produsen olefin terbesar kedua di benua Afrika.
Kini, meski induk perusahaan yang dimiliki oleh Sri Prakash Lohia bermarkas di Singapura, akan tetapi ia tercatat sebagai kewarganegaraan di Indonesia. Dan, saat ini juga, Sri Prakash Lohia tetap menjadi bos Indorama akan tetapi menetap di London.
Baca Juga: 8 Pengusaha Tajir yang Berbisnis Tekstil Terbesar di Indonesia, Siapa Saja?
Sukses Kembangkan Indorama
Kini, Indorama telah berkembang dan bergerak dalam bidang pembangkit tenaga listrik petrokimia. Kantor pusat Indorama sendiri berlokasi di Jakarta, di mana fungsi-fungsi utama dijalankan, seperti pengadaan, logistik, keuangan, dan pemasaran. Perusahaan Lohia ini pun telah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990.
Lohia sendiri memiliki pengalaman selama 50 tahun pada bidang industri. Dia menjabat sebagai Direktur Indorama sejak 1975, diangkat sebagai Wakil Presiden Direktur pada tahun 1990 dan Presiden Direktur pada 2004. Lalu, ia pun diangkat sebagai Presiden Komisaris Indorama pada 2009 dan ditunjuk untuk posisi yang sama pada bulan Juni 2018.
Dilansir dari laman resmi perusahaan, Indorama Corporation juga telah menjadi produsen pupuk Urea dan Fosfat terbesar di Afrika Sub-sahara, produsen poliolefin terbesar di Afrika Barat, dan produsen sarung tangan sintetis terbesar ketiga di dunia.
Perusahaan juga telah mengekspor produknya ke lebih dari 70 negara yang mencakup 5 benua besar di seluruh dunia. Selain itu, mereka juga jadi produsen terpadu dari kapas dan benang pintal sintetis. Karenanya tidak heran perusahaan Internasional ini mempekerjakan 18.000 orang di seluruh dunia dengan beberapa diantaranya ditempatkan di beberapa cabang.
Salah satunya Indorama Ventures Public Company Limited yang merupakan produsen PET Resin atau polyester terbesar di dunia dan juga salah satu produsen bahan baku polyester terbesar.
Perseroan juga telah mendirikan yayasan Yayasan Pendidikan Indorama, di Purwakarta, dan mendirikan Politeknik Teknik Indorama, politeknik teknik kelas dunia yang berfokus pada penyediaan pendidikan berkualitas tinggi dan relevan dengan industri dengan biaya bersubsidi bagi pelajar Indonesia.
Tak hanya itu, perseroan juga mensponsori Yayasan Rama Global School, Purwakarta, yang telah mendirikan Rama Global School untuk anak-anak karyawan Perseroan dan perusahaan tetangga.
Baca Juga: Berkenalan dengan Sosok Djoko Susanto, Bos Alfamart yang Jadi Orang Terkaya Nomor 10 di Indonesia!