Sosok Mochtar Riady memang tidak asing bagi pemerhati bisnis. Ia masuk dalam jajaran pengusaha terkaya Indonesia. Mochtar Riady adalah pendiri grup Lippo yang terdiversifikasi.
Mochtar Riady dijuluki sebagai “Dokter Bank Indonesia”, lantaran mampu membawa lembaga keuangan yang tengah “sakit” kembali dalam kondisi sehat. Dia pun pernah menjadi direktur utama BCA selama lebih dari 20 tahun. Lewat tangan dingin juga, BCA menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia.
Meski, saat ini bisnis keluarga Riady telah dijalankan oleh generasi ketiga. Namun, sosok Mochtar Riady tidak lepas dari pengamatan publik.
Lantas, seperti apa kisah sukses Mochtar Riady dalam mengembangkan Lippo Group? Berikut Olenka ulas kisah Mochtar Riady yang dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi.
Perjalanan Karier Sang 'Dokter Bank'
Mochtar Riady merupakan pria keturunan Tionghoa yang lahir dengan nama Lie Moe Tie di Malang, Jawa Timur, 12 Mei 1929. Ayah Mochtar Riady adalah seorang pedagang batik bernama Liapi (1888-1959), sedangkan ibunya bernama Sibelau (1889-1939). Kedua orang tuanya merantau dari Fujian dan tiba di Malang pada 1918.
Ketika pecah perang kemerdekaan, Mochtar turut berjuang di Jawa Timur. Pada 1947, Mochtar yang baru berusia 18 tahun pun sempat ditangkap Belanda karena menentang pembentukan Negara Indonesia Timur dan sempat ditahan di penjara Lowokwaru, Malang.
Gak cuma itu, Mochtar kemudian dibuang ke China. Namun, masa pengasingan ini dimanfaatkan Mochtar untuk belajar dan mengambil kuliah filosofi di Universitas Nanking. Ia pun kemudian tinggal di Hong Kong hingga 1950 dan kembali lagi ke Indonesia.
Saat berusia 22 tahun, Mochtar Riady menikahi Suryawati Lidya atau May Lidyawaty, seorang wanita asal Jember. Dari pernikahannya, Mochtar memiliki 6 orang anak, yaitu Rosy Riady, Andrew Taufan Riady, Liliane Lanny Riady, James Tjahaja Riady, Stephen Riady, dan Minny Riady.
Orang yang tak mengikuti perjalanan hidup Mochtar Riady mungkin takkan percaya jika kesuksesannya dimulai dari sebuah toko sepeda ketika masih berusia 22 tahun. Menariknya, hanya dalam waktu 3 tahun ia berhasil mengubah toko tersebut menjadi besar.
Lalu pada tahun 1954, Mochtar Riady pindah ke Jakarta untuk mewujudkan cita-citanya sebagai seorang bankir. Di Jakarta, ia tak serta merta kerja di bank, tapi ia hanya bekerja di suatu kantor kecil. Namun selang beberapa waktu, ia pun akhirnya berhasil membeli bank Kemakmuran dengan harga relatif terjangkau.
Perlahan-lahan, ia pun sukses membangun bank hingga menjadi besar. Lalu, pada 1971 ia bergabung di Panin Bank yang saat itu bahkan mampu mengungguli BCA. Lalu, pada 1978 ia berhasil pindah ke BCA dan menerapkan pengalamannya di bank tersebut. Karena kecerdasannya, ia pun digadang-gadang sebagai otak di balik bank-bank sukses di Indonesia.
Setelah memiliki pengalaman di dunia perbankan, ia kemudian mendirikan Lippo Bank sebagai awal mula suksesnya bisnis Lippo Group saat ini. Dan berkat kerja kerasnya, kini Mochtar telah memiliki lebih dari 50 perusahaan bisnis yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia dan juga mancanegara. Berdasarkan laporan Forbes 2024, jumlah kekayaan Mochtar Riady senilai USD $1,4 miliar atau sekitar Rp 22 triliun.
Meskipun kini usianya telah memasuki 95 tahun, namun ia masih terlihat bugar. Bahkan ia beberapa kali sempat menghadiri acara bisnis dan perbankan sebagai pembicara.
Baca Juga: Mengenal Sosok John Riady, Generasi Ketiga Pewaris Keluarga Riady yang Punya Tekad untuk Mandiri
Gurita Bisnis Lippo Group
Mochtar mengawali pendirian gurita bisnis Lippo Group dengan membeli saham Bank Perniagaan Indonesia pada 1981 dan memulai kiprah di dunia perbankan. Kini, Lippo Group sendiri tercatat sudah memiliki berbagai cabang bisnis mulai dari properti, ritel, layanan kesehatan, media, pendidikan, hingga pemakaman.
Di industri properti, Lippo tak hanya membangun perumahan, tapi juga membangun kota satelit terpadu, apartemen, pusat belanja, perkantoran, hingga kawasan Industri. Oleh karena itu, Lippo Group berkembang di Cikarang dan membentuk Lippo Cikarang, ada pula di Sentul, Bogor, dan di sekitar Jakarta dan Tangerang melalui Lippo Karawaci. Beberapa mal kenamaan Lippo Group tersebar di seluruh Indonesia. Selain Plaza Semanggi, Lippo Group juga membangun beberapa mal ternama yang ada di Indonesia.
Seperti, Pluit Village, Lippo Mall Kemang, Lippo Mall Puri, Sun Plaza, dan Palembang Icon dan banyak Lippo Mall lainnya seperti di Kramat Jati, Bogor, Jambi, Batu, Kediri. Selain itu ada juga Benton Junction Bellanova, Country Mall Cibubur Junction Depok, Town Square Lippo Plaza, Bogor Gajah Mada Plaza, Grand Mall Bekasi, Lippo Plaza Kramat Jati, Lippo Cikarang Metropolis, Pejaten Village, Pluit Village PX Pavilion @St. Moritz Tamini Square WTC Matahari.
Selain bisnis mal, Mochtar Riady juga memiliki bisnis perhotelan. Di antaranya Aryaduta Hotels adalah grup hotel bintang lima terbesar di Indonesia dengan delapan hotel di seluruh Indonesia, termasuk Jabodetabek, Medan, Pekanbaru, Manado, Makassar, dan Palembang dengan total kamar di seluruh properti Aryaduta mencapai 1.665.
Bisnis lainnya yang juga digeluti, yakni layanan kesehatan dengan mendirikan Siloam Hospitals. Adapun bisnis rumah sakit ini telah berdiri pada awal 1990-an. Saat ini, setidaknya Grup Lippo telah mengoperasikan 24 rumah sakit di seluruh Indonesia.
Lippo Group yang dimiliki Mochtar Riady juga aktif mengelola sektor pendidikan melalui Yayasan Pelita Harapan yang terdiri dari 45 sekolah K-12 dan 3 universitas UPH.
Tak hanya perumahan, retail, dan Rumah Sakit, Lippo Group juga memperluas peluang bisnisnya dalam bidang media. Salah satu bisnis di sektor tersebut adalah Berita Satu Media Group, yang telah memiliki 6 jaringan penyiaran dengan menghadirkan berita, olahraga, radio, hingga TV berbahasa Inggris.
Adapun, bisnis telekomunikasi dan multimedia yang digeluti Lippo Group di pasar e-commerce, yakni mataharimall.com Gift Card Indonesia, GrabTaxi dan pasar pengantin online bridestory.com.sg. Lippo Group juga pernah menjalankan bisnis penyedia televisi kabel dan internet, salah satunya First Media. First Media sendiri telah terintegrasi melalui konsep Triple Play, yakni Internet (FastNet), TV berbayar (HomeCable) serta komunikasi data berkecepatan tinggi untuk keperluan bisnis (DataComm).
Gak berhenti di situ, pada tahun 2007, Mochtar mendirikan kompleks pemakaman swasta di Karawang, Jawa Barat, yang diberi nama San Diego Hills. Dari bisnis ini, Mochtar bertekad untuk membuat kunjungan ke makam menyenangkan dan nyaman. Jika pemakaman identik dengan nuansa suram kesedihan, juga aura menakutkan, kini hal tersebut telah diruntuhkan berkat ide uniknya tersebut.
Nah, selain di Indonesia, Lippo juga beroperasi di 9 negara. Berpusat di Singapura, Lippo International antara lain beroperasi di Tiongkok, Hong Kong, AS, dan Myanmar. Di Singapura, Lippo memiliki 100 klinik yang melayani 1,4 juta orang. Lippo juga sudah membangun empat rumah sakit di Myanmar dan sedang menjajaki pembangunan rumah sakit di Vietnam.
Baca Juga: Jawaban John Riady soal Stigma Bisnis Keluarga, Apakah Hanya Bertahan di Generasi Ketiga?
Orang-orang Paling Berpengaruh dalam Kesuksesan Mochtar Riady
Kesuksesan yang diperoleh seorang Mochtar Riady tentunya tidak instan, ya, Growthmates. Ada banyak usaha dan perjuangan hingga ia berhasil mencapai titik sukses seperti sekarang ini. Dalam berbagai kesempatan, Mochtar pun pernah mengungkapkan beberapa orang yang berpengaruh dalam kesuksesannya.
Pertama adalah ayah kandungnya sendiri. Sang ayah selalu mengajarkan bahwa kesuksesan itu hanya akan diraih dengan kerja keras. Ibunya sendiri telah meninggal ketika ia masih berusia 9 tahun.
Ayahnya pernah mengatakan untuk bisa mendapatkan uang, maka seseorang harus mengandalkan usaha. Tanpa keringat, uang tidak bisa didapat.
Kedua, orang paling berpengaruh dalam hidup seorang Mochtar Riady adalah gurunya. Dari sang guru, ia belajar bahwa hidup adalah tentang keberanian dan kesejahteraan. Tak hanya itu, sang istri, Suryawati Lidya, juga ikut membentuk seorang Mochtar Riady hingga ia berhasil menjadi orang sukses saat ini.
Pernah Pecat Anak Sendiri
Selain gurita bisnis Lippo Group yang merajalela, ada hal yang menarik lainnya dari sosok Mochtar Riady. Ya, siapa sangka ternyata ia sangat menentang permainan spekulasi seperti trading atau forex. Baginya hal itu bisa membahayakan.
Bahkan saking bencinya dengan trading, Mochtar pun pernah memecat anak kandungnya sendiri yang bernama Andrew gara-gara ketahuan bermain trading.
"Suatu hari aku masuk ke ruangan anakku dan aku menemukan komputer berisi informasi soal forex. Bagiku ini adalah spekulasi," tutur Mochtar, dikutip dari Instagram @fyifact, 3 Oktober 2023 silam.
Mochtar Riady yang memecat anaknya tersebut mendapatkan kritikan dan pertanyaan dari kolega. Lantaran mereka menganggap pemecatan tersebut tidak pantas karena Andrew sang anak dinilai orang yang pintar.
Namun, karena sudah mempunyai prinsip yang tegas, Mochtar Riady pun tetap dalam pendiriannya untuk memecat sang anak dari perusahaan.
Prinsip Bisnis Mochtar Riady
Meski diselimuti kekayaan luar biasa, Mochtar Riady nyatanya tetap memegang teguh prinsip hidup yang bisa jadi inspirasi nih, Growthmates. Dikatakan Mochtar, suatu usaha atau bisnis harus dimulai dari sesuatu yang kecil. Menurutnya, hal tersebut adalah wajar dan merupakan suatu hukum alam.
Mochtar menggambarkan hal tersebut seperti pertumbuhan manusia. Bobot yang besar juga dimulai dari satu bibit kecil.
“Betapa hebatnya orang, manusia ini, waktu dilahirkan dia belajar menghisap, dia belajar minum, dan dia belajar menggigit makanan, and then merangkak, and then berdiri, berjalan, dan berlari. Tidak boleh mulai dari seolah-olah ’wah’ besar. Itu (bisnis) pasti gak jadi,” katanya.
Nah Growthmates, perjalanan hidup Mochtar Riady mengajarkan bahwa siapapun memiliki hak untuk bermimpi, sekalipun ia berasal dari keluarga biasa. Yang membedakan adalah seberapa tangguh dan kuat seseorang dalam mengejar dan mewujudkan mimpi itu. Semoga menginspirasi ya!
Baca Juga: Armand Hartono: Kesuksesan Tidak Bisa Diberikan tapi Diperjuangkan