Growthmates, tahukah kamu tentang literasi dini? Literasi dini atau emergent literacy merupakan upaya pembentukan keterampilan baca tulis awal sebelum anak masuk sekolah. Literasi dini lebih menekankan pada pembentukan pondasi keterampilan anak dan menyiapkan kemampuan berbahasa anak sesuai dengan tahapan perkembangan usia mereka.

Dalam hal ini, dapat diartikan bahwa literasi dini untuk anak ditanamkan langsung oleh orang tua atau keluarga. Orang tua harus memahami bahwa literasi perlu dilakukan sebab memiliki banyak manfaat untuk anak, di antaranya:

  • Menambah perbendaharaan kata “kosa kata” anak;
  • Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis;
  • Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru;
  • Kemampuan interpersonal anak akan semakin baik;
  • Kemampuan memahami makna suatu informasi akan semakin meningkat;
  • Meningkatkan kemampuan verbal anak;
  • Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir anak;
  • Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi;
  • Meningkatkan kemampuan anak dalam merangkai kata yang bermakna dan menulis.
  • Beberapa manfaat tersebut akan lebih optimal jika literasi diperkenalkan sejak dini, sebab diusia dini anak mempunyai keingintahuan dan kemauan yang tinggi untuk mengetahui sesuatu yang dapat mendorong anak untuk belajar menguasai keterampilan dasar berbahasa yang meliputi menyimak/mendengarkan, berbicara, dan menulis dengan senang tanpa paksaan dari orang tua.

Baca Juga: Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua dalam Menumbuhkan Literasi di Keluarga

Di usia dini inilah diperlukan peran serta orang tua untuk menanamkan budaya literasipada anak-anaknya, sebab orang tualah yang paling mengerti potensi, bakat dan minat setiap anaknya.

Menurut Stephen R. Covey dalam buku Syamsu Yusuf, ada empat peranan keluarga terutama orang tua dalam menumbuhkan literasi dini, yakni:

1. Modelling

Anak merupakan peniru ulung, dan orang tua adalah model yang ditiru dan dijadikan panutan oleh anak-anaknya. Orang tua membawa pengaruh yang kuat untuk anaknya, baik hal positif maupun negatif.

Orang tua menjadi pola pembentukan "Way of Life" atau gaya hidup anak. Cara berpikir dan perbuatan anak dibentuk oleh cara berpikir dan perbuatan orang tuanya. Dengan begitu, orang tua bisa memberikan contoh kebiasaan berliterasi di rumah. Harapannya, anak akan terbiasa dengan literasi sejak dini.