Strategi Penyedia Energi dan Peran Pemerintah dalam Transisi Energi

Bangkit Kuncoro, EY Indonesia Consulting Partner, menyatakan, "Penyedia energi di Indonesia dapat mendorong konsumsi energi berkelanjutan dengan merancang strategi transisi energi terbarukan, memanfaatkan insentif pajak dan pembiayaan untuk energi ramah lingkungan, memanfaatkan teknologi untuk dekarbonisasi, memberi masukan mengenai peraturan dan ekonomi terbarukan termasuk sumber daya manusia dan strategi pasar. Intinya, pendekatan ini bertujuan untuk menyederhanakan peralihan menuju lanskap energi yang lebih bersih dan terbarukan sehingga memastikan masa depan Indonesia yang lebih ramah lingkungan.”

Pemerintah Indonesia dapat memfasilitasi transisi menuju energi berkelanjutan dengan menerapkan kebijakan yang mendukung dan memberikan insentif finansial. Dengan mengenalkan peraturan yang mendukung penerapan energi terbarukan, serta menawarkan subsidi dan kredit pajak, pemerintah dapat mengurangi hambatan bagi konsumen dan penyedia energi. Investasi dalam modernisasi infrastruktur juga penting, untuk memastikan jaringan listrik dapat menangani peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan.

Baca Juga: Pertamina NRE–Masdar Teken Kerja Sama Energi Terbarukan di Indonesia dan Internasional

Kesadaran Masyarakat, Inovasi, dan Pembelajaran dari Contoh Internasional

Selain itu, kampanye kesadaran masyarakat dan proses peraturan yang disederhanakan dapat mempercepat adopsi konsumen. Upaya kolaboratif dalam penelitian dan pengembangan akan mendorong inovasi, menjadikan teknologi berkelanjutan lebih hemat biaya dan efisien. Berbagai inisiatif ini dapat membantu menyelaraskan niat konsumen Indonesia dan penyedia energi dengan tindakan nyata dan berdampak menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan.

Bangkit menambahkan, "Setelah kinerja Indonesia yang kuat pada Indeks Kepercayaan Konsumen Energi EY 2024, penyedia energi negara siap untuk memimpin upaya dalam mendorong konsumsi energi berkelanjutan. Tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan ini ialah menyeimbangkan keterjangkauan, kualitas, dan keramahan lingkungan—tiga faktor utama yang penting dalam penerapan solusi energi berkelanjutan secara luas.”

Indonesia dapat mengambil pelajaran berharga dari Denmark dan Jerman, yang telah berhasil mengintegrasikan energi terbarukan secara signifikan ke dalam jaringan listrik nasional mereka. Investasi Denmark pada energi angin dan kerangka kebijakan transisi energi di Jerman menawarkan rencana yang jelas dalam penerapan energi terbarukan yang efektif. Selain kedua negara tersebut, di Norwegia kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta telah mendorong negara ini menjadi yang terdepan dalam adopsi kendaraan listrik, memberikan wawasan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung praktik berkelanjutan.

Keyakinan yang Kuat di Kalangan Konsumen Asia Tenggara Terhadap Transisi Energi

Temuan survei ini digabungkan ke dalam Indeks Kepercayaan Konsumen Energi EY yang mengukur, melacak, dan membandingkan seberapa percaya diri konsumen terhadap situasi energi mereka, pasar energi dan masa depan transisi energi dalam 38 indikator kemajuan transisi energi.

Indeks ini menemukan fakta bahwa konsumen di Asia Tenggara lebih percaya diri mengenai masa depan energi mereka dibandingkan dengan responden global. Indonesia menempati peringkat ke-2 Indeks dengan skor 72,2; Malaysia menempati peringkat ke-3 dengan skor 69,4; Singapura menempati posisi ke-6 dengan skor 61,7. Sebagai perbandingan, skor rata-rata global adalah 58,7.