Xurya bersama dengan Huawei Indonesia dan JJ-Lapp Indonesia secara resmi menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk mendukung percepatan adopsi energi terbarukan di Indonesia. Penandatanganan ini dilakukan pada acara SNEC 2024, National Exhibition and Convention Center (NICC), yang dilaksanakan di Shanghai, Republik Rakyat Cina pada hari Jumat (14/06) lalu.

Penandatangan dilakukan oleh Philip Effendy (Vice President Operations Xurya), Jin Song (Head of Department of Digital Power Business Unit Huawei Indonesia), dan Raja Hotmarasi (Head of Renewable Energy JJ-Lapp Indonesia). Dalam kolaborasi strategi ini, ke depannya ketiga pihak berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan kapasitas PLTS terpasang di berbagai wilayah di Indonesia serta mengadakan pelatihan sumber daya manusia (SDM) di sektor PLTS.

Baca Juga: Transisi Energi, Pertamina Resmikan PLTS Kilang Cilacap

"Kami mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam mencapai net-zero emission (NZE) pada tahun 2060, khususnya dengan terus mendorong adopsi PLTS di Indonesia. Kolaborasi antara Xurya, Huawei Indonesia, dan JJ-Lapp Indonesia ini akan menggabungkan keahlian dan sumber daya masing-masing pihak dalam mengatasi tantangan apapun dalam percepatan pengembangan proyek PLTS yang berkelanjutan," terang Philip Effendy, Vice President Operations Xurya, dikutip Senin (1/7/2024).

Dilansir dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total kapasitas PLTS (ground-mounted, terapung, dan atap) yang telah terpasang di tahun 2023 mencapai 573,8MW dengan besaran jumlah PLTS atap sebanyak 140 megawatt (MW). Angka tersebut masih sangat jauh dari target yang telah ditentukan untuk tahun 2025 mendatang, yakni sebesar 3,6 gigawatt (GW).

Jin Song, Head of Department of Digital Power Business Unit Huawei Indonesia mengatakan, "Indonesia sangat kaya dalam potensi energi surya, dibandingkan dengan sumber energi angin atau air. Dengan memanfaatkan sumber energi surya yang berlimpah ini, kita dapat mendukung transisi energi Indonesia guna menyumbangkan lebih banyak lagi energi hijau, serta mendorong transformasi industri sehingga tercipta lebih banyak peluang kerja dan SDM yang kompeten guna mewujudkan manfaat yang sangat besar bagi bangsa Indonesia."

Selain itu, Raja Hotmarasi, Head of Department Renewable Energy, JJ-Lapp Indonesia, menambahkan, "Bentuk kerja sama ini merupakan salah satu peran aktif kami dalam mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia dan mengurangi emisi karbon sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi industri, masyarakat, dan lingkungan secara keseluruhan."

Ketiga pihak setuju bahwa dalam mengejar target bauran energi pada tahun 2025 mendatang, keterlibatan dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) akan menjadi faktor penting agar adopsi energi terbarukan di Indonesia dapat berjalan sesuai rencana. Sebagai solusi, Program Solar Academy merupakan salah satu kolaborasi yang tercantum dalam surat perjanjian kerja sama tersebut. Program ini bertujuan untuk melatih dan mengembangkan profesional yang kompeten di sektor PLTS dan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai tujuan net zero emission di tahun 2060 mendatang.

"Sebagai salah satu perusahaan Indonesia yang memiliki 100% tenaga kerja lokal, Xurya berharap program edukasi yang sedang digarap oleh kami bertiga dapat membantu membangun daya saing dan keterampilan SDM lokal di bidang PLTS serta mengurangi ketergantungan industri strategis (energi) kepada tenaga ahli asing," tutup Philip.