Investasi Energi Surya: Potensi dan Kendala di Sektor Komersial, Industri, dan Residensial
Optimis tentang masa depan energi surya di Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan, Helen berbagi bahwa AC Ventures sering menemukan usaha baru yang termasuk dalam beberapa kategori berbeda.
Ia menjelaskan, "Kami paling sering melihat tiga jenis proyek surya: skala utilitas, yang membutuhkan belanja modal besar dan berfluktuasi sesuai dengan tender dari PLN; subsektor komersial dan industri, di mana perusahaan dapat membangun atau menyewa pembangkit listrik terbarukan di lokasi untuk konsumsi sendiri; dan residensial, yang saat ini sedikit lebih sulit untuk ditingkatkan skalanya."
Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Asing Berminat Investasi di IKN
Helen menambahkan bahwa subsektor yang paling menjanjikan di pasar energi surya Indonesia saat ini adalah sektor komersial dan industri. "Xurya, perusahaan dalam portofolio kami adalah pemain terbesar di pasar komersial dan industri Indonesia saat ini, menyediakan energi bersih untuk perusahaan multinasional. Mereka saat ini memiliki kapasitas sekitar 200 megawatt."
Ketika ditanya bagaimana perusahaan investasi mengevaluasi peluang proyek energi surya di pasar berkembang seperti Indonesia, Helen menjawab, "Di Asia Tenggara, energi surya masih berada pada tahap awal. Kuncinya adalah memulai proyek yang tepat dan memastikan bahwa biaya pembiayaan memungkinkan tingkat pengembalian internal yang baik. Kami melihat tingkat pengembalian internal dari proyek surya dan periode pengembalian keseluruhan. Mengenai subsidi, meskipun bermanfaat, mereka dapat menyebabkan volatilitas pasar dan harga energi surya telah turun begitu banyak sehingga hampir setara dengan bahan bakar fosil."