Perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang begitu pesat menuntut kesiapan talenta digital yang mampu memanfaatkannya secara inklusif dan berdampak sosial. Indonesia sendiri diproyeksikan membutuhkan lebih dari sembilan juta talenta digital hingga tahun 2030.

Menjawab tantangan ini, BINUS University menjadi salah satu hub pionir dalam program elevAIte Indonesia, sebuah inisiatif kolaboratif dari Microsoft dan Biji-biji Initiative yang menghadirkan hackathon berbasis solusi sosial dengan partisipasi tinggi dari mahasiswa dan masyarakat umum.

Program ini didukung oleh School of Computer Science BINUS University dan GreatNusa by Bina Nusantara, serta menjadi kelanjutan dari pelatihan elevAIte Indonesia yang telah berlangsung sejak awal tahun.

Mengusung misi ASEAN Digital Masterplan 2025, pelatihan tersebut membekali peserta dengan pemahaman mendalam tentang AI melalui platform Microsoft Learn dan Microsoft Azure AI. Dengan pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga terdorong untuk merancang solusi berbasis teknologi yang mampu menjawab permasalahan nyata di masyarakat.

Prof. Dr. Ir. Derwin Suhartono S.Kom., Dean of the School of Computer Science BINUS University, menekankan pentingnya literasi AI sebagai kompetensi dasar generasi muda. Ia menyampaikan bahwa melalui hackathon ini, mahasiswa BINUS mampu menciptakan solusi nyata yang menjadi refleksi dari semangat kolaborasi dan inovasi yang terus ditanamkan di lingkungan kampus.

"Melalui hackathon ini, kami melihat langsung bagaimana mahasiswa mampu untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga menciptakan solusi berbasis teknologi yang menjawab kebutuhan masyarakat secara nyata. Ini adalah refleksi dari semangat kolaborasi dan inovasi yang terus kami tanamkan di lingkungan kampus,” tutur Prof. Dr. Ir. Derwin.

Kompetisi elevAIte Hackathon di BINUS University diikuti oleh 341 tim dengan total 627 peserta dari berbagai latar belakang. Setelah proses seleksi, sebanyak 83 peserta melaju ke semifinal, sebelum akhirnya terpilih lima tim finalis. Tiga tim terbaik meraih penghargaan, yaitu Tim CornAI yang menjadi juara pertama, diikuti Tim Cumulus di posisi kedua, dan Tim UINNOVATORS dari Universitas Indonesia sebagai juara ketiga.

Mereka tidak hanya memperoleh hadiah uang tunai total USD2.000, tetapi juga kesempatan inkubasi di kampus dan tiket menuju elevAIte National Hackathon, ajang lanjutan yang berkolaborasi dengan Microsoft, Binar Academy, dan Yayasan BUMN melalui program ‘Pikiran Terbaik Negeri’.

Baca Juga: ‘Skill Our Future’ Sukses Latih 30.000 Pemuda Indonesia, UNDP dan Biji-biji Initiative Cetak Generasi Siap Digital

Salah satu cerita menarik datang dari Tim CornAI yang mengembangkan solusi AI untuk membantu petani jagung milenial di Malang dalam mendeteksi hama dan mengatur rotasi tanam, terinspirasi dari pengalaman keluarga teman mereka yang berprofesi sebagai petani.

Cerita inspiratif lainnya datang dari Muhammad Yoga Prabowo, seorang PNS dan pengajar bahasa Inggris di Politeknik Keuangan Negara STAN, yang meskipun berasal dari latar non-IT, berhasil menuntaskan modul pembelajaran AI dan memperoleh sertifikasi AI-900 melalui program ini.

Arief Suseno, AI National Skills Director Microsoft Indonesia, menyatakan bahwa hackathon ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan AI menjadi solusi nyata yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Menurutnya, kecakapan AI bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan fondasi untuk berinovasi dan menciptakan dampak berkelanjutan.

“Sejalan dengan misi Microsoft dalam memberdayakan setiap individu dengan kemampuan AI,Hackathon elevAIte Indonesia ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan AI menjadi solusi nyata yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat,” ungkap Arief.

Setelah kompetisi ini, para pemenang akan mengikuti proses inkubasi bersama mentor dari kampus dan mitra teknologi untuk mematangkan solusi mereka. Microsoft Indonesia dan Biji-biji Initiative optimistis sinergi multipihak ini akan terus melahirkan inovasi AI yang menjawab kebutuhan Indonesia masa kini dan mendatang.

Rashvin Pal Singh, Group CEO Biji-biji Initiative dan Mereka, menegaskan bahwa ekosistem pembelajaran yang dibangun tidak hanya berfokus pada keahlian teknis, tetapi juga pada empati, kolaborasi, dan kepemimpinan sosial, sehingga pemuda Indonesia dapat menjadi agen perubahan bagi masa depan teknologi yang inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat.

“Bagi kami, penting untuk membangun ekosistem pembelajaran yang tidak hanya terfokus pada keahlian teknis, tetapi juga mengedepankan empati, kolaborasi, dan kepemimpinan sosial. Lewat format peer-to-peer learning dan tantangan berbasis konteks lokal, elevAIte Hackathon menunjukkan bahwa pemuda Indonesia punya kapasitas besar untuk menjadi agen perubahan,” papar Rashvin.

Di akhir acara, Nita Felia Pambudi selaku Chief Operating Officer GreatNusa menyampaikan apresiasinya kepada para pemenang dan finalis, seraya menegaskan komitmen GreatNusa untuk mencetak digital leader yang berani menjadi hebat dan berdampak melalui akses pembelajaran AI yang inklusif serta kolaborasi berkelanjutan.

Baca Juga: UNDP Indonesia dan Biji-biji Initiative Inisiasi Program Pemberdayaan Generasi Digital 'Skill Our Future'