Pada tahap awal, penjual dapat memanfaatkan Lazada Business Advisor untuk wawasan tren pasar dan analitik performa toko, serta AI Smart Listing yang membantu penjual menciptakan product listing yang menarik dan dipersonalisasi, dibantu AI untuk menonjolkan fitur-fitur penting produk. Penjual kategori fesyen bahkan bisa menggunakan model AI dalam fitur ini untuk membuat produk jualannya semakin terlihat menarik. 

Untuk optimalisasi efisiensi operasional, tersedia Lazada IM Shop Assistant (LISA) yang mempercepat komunikasi dengan pelanggan, serta Lazada Sponsored Solutions yang menawarkan iklan berbasis AI dengan target audiens yang tepat. 

Baca Juga: Rudiantara: Transformasi Perusahaan Harus Dimulai dari Proses Bisnis, Bukan Teknologi

Dalam hal terobosan pengalaman pelanggan, Lazada menghadirkan inovasi seperti AI-Powered Skin Test yang menganalisis kondisi kulit menggunakan AR untuk rekomendasi produk lebih tepat, serta Virtual Try-On untuk pengalaman mencoba produk secara virtual. Data yang dihasilkan saat pelanggan mencoba fitur ini terkoneksi dengan chatbot AI Lazzie yang akan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi. Semua fitur ini dirancang untuk membantu penjual meningkatkan peluang konversi ke penjualan agar mereka mampu mengembangkan bisnis mereka secara efektif dan kompetitif.

"Menerapkan AI bukan berarti hanya mengikuti arus perubahan, melainkan menjadi yang terdepan. Penjual yang siap mengadopsi AI adalah penjual yang siap menghadapi masa depan. Di Lazada, kami bangga dapat mendampingi perjalanan ini dengan berbagai dukungan dan teknologi yang dibutuhkan penjual untuk menggapai kesuksesan di era baru," pungkas Amelia.

Buku panduan An Artificial Intelligence Readiness Playbook for Online Sellers (Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online) dapat diakses di sini.