Segmen Usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya
Segmen usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 57% menjadi Rp6,7 triliun yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas sebesar 21% (dari US$1.933 per ons menjadi US$2.330 per ons).
Segmen usaha Pertambangan Emas dioperasikan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR). PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Hingga September 2024, total penjualan setara emas 165 ribu ons, meningkat 12% dibandingkan tahun lalu. SJR mengoperasikan konsesi tambang emas di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang telah mulai berproduksi pada triwulan kedua 2024 dan diharapkan dapat mulai mencatatkan penjualan emas di triwulan keempat tahun 2024.
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit 14,5% Dongkrak Laba Bersih BCA Capai Rp41,1 Triliun per Q3/2024
Sementara itu, segmen usaha pertambangan nikel Perseroan terdiri dari PT Stargate Pasific Resources (SPR) yang baru saja diakuisisi dengan kepemilikan mayoritas pada bulan Desember 2023 dan Nickel Industries Limited (NIC) yang diakuisisi pada bulan September 2023 dengan kepemilikan sebesar 19,99%.
Segmen Usaha Industri Konstruksi
Segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan bulan September 2024, ACSET membukukan pendapatan bersih sebesar Rp2,1 triliun, dibandingkan Rp1,5 triliun pada periode yang sama tahun 2023. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp286 miliar, lebih tinggi dibandingkan rugi bersih sebesar Rp151 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Segmen Usaha Energi
Seluruh bisnis energi dalam grup dikonsolidasikan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN). Sampai dengan bulan September 2024, EPN telah memasang Rooftop Solar PV sebesar 2,4 megawatt peak (MWp) sehingga secara kumulatif Rooftop Solar PV yang terpasang sejak tahun 2018 mencapai 17,5 MWp.
EPN saat ini mengoperasikan dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) aliran sungai langsung, yaitu PLTM Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah dan PLTM Besai Kemu berkapasitas 7 MW di Lampung, Sumatra yang mulai beroperasi secara komersial pada Januari 2024.
PT Arkora Hydro Tbk (Arkora) yang sahamnya dimiliki sebesar 31,49% mengoperasikan dua PLTA aliran sungai langsung dengan kapasitas total 17,4 MW dan dua PLTA aliran sungai langsung yang sedang dalam tahap konstruksi dengan kapasitas total 15,4 MW, yang dijadwalkan akan beroperasi secara komersial pada tahun 2024 dan 2025.
PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) yang sahamnya dimiliki secara langsung dan tidak langsung sebesar 32,7% memiliki proyek panas bumi yang beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas terpasang sebesar 91,2 MW.