1. Kerja Keras
Bagi Jonan, kerja keras menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tanggung jawab seorang pemimpin. Tanpa kerja keras, visi untuk mewujudkan perubahan tak akan tercapai. Hal ini ia buktikan ketika harus memimpin KAI pada 2009-2014. Kala itu, ia tak memiliki kemampuan dalam hal perkeretaapian, namun berkat kerja keras, Jonan berhasil melakukan transformasi secara menyeluruh dan berkelanjutan.
2. Harus Jadi Teladan
Karakter pemimpin unggul berikutnya menurut Jonan adalah seorang leader mampu menjadi teladan bagi tim. Ia kerap menggaungkan prinsip, leading by example.
"Seperti di saat di KAI, saya ini perokok, tapi saya yang membuat kebijakan larangan merokok di kereta. Itu saya contohkan, tidak merokok selama di kereta dan stasiun," jelas Jonan.
3. Berperan Selayaknya Orang Tua
Masih berkaitan dengan karakter teladan, kepemimpinan unggul juga tercermin dari sikap seorang leader yang selayaknya orang tua bagi anggota tim.
Dalam artian, pemimpin harus bisa mengayomi, tetapi juga mendorong setiap anggota tim untuk bisa berprogres lebih baik lagi. Dengan kata lain, seorang pemimpin harus bisa melakukan kaderisasi dengan baik sehingga bisa menciptakan pemimpin berikutnya.
"Pemimpin itu ibarat orang tua. Pasti orang tua ingin anaknya bisa lebih baik dari dirinya," ungkap Jonan di Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024.
4. Menghargai Proses dan Hasil Kerja Tim, Bukan Popularitas
Jonan pernah menyampaikan bahwa ia sangat menghargai proses dalam memimpin sebuah tim dan melakukan pekerjaan. Dengan proses yang maksimal, hasil kerja nantinya juga akan optimal.
Tak hanya itu, Jonan sangat menghargai kerja tim. Ia enggan untuk mengakui bahwa keberhasilan yang diraih KAI dalam melakukan transformasi itu adalah hasil kerjanya sendiri, melainkan hasil kerja seluruh insan KAI. Hal tersebut juga mencerminkan karakter kepemimpinan unggul seorang Jonan yang tak fokus pada popularitas semata.
5. Tegas, Namun Humanis
Meski tegas, seorang pemimpin unggul juga harus memiliki sikap humanis dalam beberapa kondisi. Seperti halnya yang dilakukan Jonan ketika ia membenahi wajah stasiun kereta api dari premanisme. Ia sangat menunjukkan sisi humanis sebagai seorang leader. Berkat karakter humanis itu, penertiban premanisme di stasiun kereta api sukses dilakukan dengan kooperatif.